Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku tetap optimis penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) dari calon emiten akan tetap deras kendati pasar modal dilanda volatilitas.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan hingga saat ini sudah ada 22 perusahaan yang siap melepas saham ke publik lewat IPO di Bursa Efek Indonesia. Pada Januari 2020 lalu, sebanyak 8 perusahaan juga menggelar IPO sehingga total ada 30 perusahaan yang sudah atau siap melepas saham ke publik.
“Minggu lalu ada 29, sekarang ada 30 di pipeline. Masing-masing calon masih menunggu proses efektif dari OJK nanti akan kami update,” katanya kepada Bisnis pada Rabu (5/2).
Jumlah itu menurut Gede mencerminkan optimisme pelaku pasar terhadap pasar modal Indonesia. Hal ini terbilang penting karena pada saat bersamaan kinerja pasar modal di Asia tengah lesu akibat penyebaran virus corona.
Gede menyampaikan, hingga akhir 2020, sebanyak 79 instrumen efek baru baru yang akan tercatat di Bursa Efek Indonesia, baik emisi efek maupun surat utang. Dia menambahkan, sebanyak 33 persen dari pipeline BEI merupakan perusahaan dengan aset besar.
BEI, lanjutnya telah melakukan muhibah atau roadshow ke kota-kota besar bersama Otoritas Jasa Keuangan dan sekuritas untuk menjaring bakal calon emiten. Semarang, Palembang, dan Yogyakarta menurut Gede menyimpan potensi calon emiten dengan kapitalisasi yang besar.
Selain itu, BEI juga sudah menyiapkan 69 perusahaan rintisan di dalam sebuah inkubator. “Disitu kami grooming dengan harapan bisa mengakomodir penyebaran ekonomi agar lebih merata,” pungkasnya.