Bisnis.com, JAKARTA—Brexit disebut sebagai penyebab turunnya kepemilikan asing terhadap surat utang negara (SUN) beberapa hari belakangan. Akan tetapi penurunan dinilai masih wajar dan hanya sementara.
Direktur Bahana TCW Rukmi Proborini menilai keluarnya Inggris dari Uni Eropa secara resmi per 31 Januari kemarin membuat investor asing cenderung mencari suaka pajak dan menghindari negara-negara berkembang.
“[Turunnya kepemilikan asing] biasa ya, apalagi kemarin abis Brexit, mereka cari tax haven, pada pergi beli T Notes [treasury notes],” katanya saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (5/2/2020).
Akan tetapi, tambah Rukmi, kondisi ini tidak akan berlangsung lama. Menurutnya, investor hanya butuh waktu sambil menunggu kondisi stabil.
“Brexit ternyata di-manage dengan baik. Sebelumnya [Inggris] sudah di-punish dengan GDP yang turun cukup drastis, tapi sekarang sudah naik lagi,” katanya.
Rukmi mengaku optimistis investor akan mulai kembali pada kuartal II mendatang. Apalagi secara domestik sejauh ini tidak ada faktor fundamental yang negatif dari Indonesia.
Meskipun demikian, dia memprediksi kenaikan kinerja obligasi pada Q1/2020 ini tidak akan sebaik periode yang sama tahun lalu. Pasalnya, para investor juga memang tengah waspada di tengah volatilitas pasar belakangan ini.
“Tapi masih ada kenaikan untuk kuartal I/2020, sampai dengan semester I/2020,” ujarnya.
Dia juga menyarankan investor untuk mulai melirik obligasi dengan tenor menengah, untuk menghindari risiko, agar tetap dapat cuan dengan risiko yang terjaga.