Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rights Issue Dapat Dorong Cita Mineral (CITA) Lebih Ekspansif

Rights issue CITA akan ditawarkan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp2.022 per saham lebih tinggi dari harga pada penutupan perdagangan Jumat (31/1/2020) sebesar Rp1.980 per saham.
Presiden Direktur PT Cita Mineral Investindo Tbk Harry KesumaTanoto (tengah) didampingi Deputy Finance PT Well Harvest Winning Alumina Refinery Hidayat Sugiarto (kiri), dan Direktur Yusak Lumba Pardede, menjawab pertanyaan wartawan, usai RUPS di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Presiden Direktur PT Cita Mineral Investindo Tbk Harry KesumaTanoto (tengah) didampingi Deputy Finance PT Well Harvest Winning Alumina Refinery Hidayat Sugiarto (kiri), dan Direktur Yusak Lumba Pardede, menjawab pertanyaan wartawan, usai RUPS di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Rights issue yang akan dilakukan PT Cita Mineral Investindo Tbk. dinilai analis akan semakin mendorong perseroan untuk lebih ekspansif seiring dengan upaya membuat neraca keuangan lebih sehat.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Nugroho R. Fitriyanto mengatakan bahwa pihaknya melihat prospek emiten dengan kode saham CITA itu berpeluang ada peningkatan. Hal itu karena sebagian besar penggunaan dana rights issue digunakan untuk pembayaran hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Dengan demikian, perseroan akan memiliki neraca yang lebih sehat dengan adanya delevaraging.

“Dengan deleveraging ini, neraca akan lebih sehat sehingga CITA bisa lebih resilient di tengah kondisi industri khususnya komoditas yang sangat berfluktuasi akhir-akhir ini,” ujar Nugroho kepada Bisnis.com, Jumat (31/1/2020).

Adapun, hingga sembilan bulan pertama 2019 total bunga CITA mencapai Rp1,22 triliun. Jika perolehan dana rights issue serta penggunaannya sesuai dengan rencana, maka Nugoro menilai aksi korporasi ini dapat menurunkan tingkat utang atau net gearing ratio CITA dari sebelumnya 0,51 kali pada kuartal ketiga 2019 setidaknya akan turun menjadi 0,03 kali.

Selain itu, dengan adanya deleveraging itu profitabilitas CITA dapat meningkat seiring dengan berkurangnya beban bunga. Sepanjang kuartal ketiga 2019, laba bersih CITA tercatat sebesar Rp740 miliar, sedangkan beban bunga sebesar Rp46 miliar.

Di sisi lain, terkait harga penawaran rights issue yang lebih tinggi dibanding harga pasar, Nugroho mengatakan bahwa hal tersebut wajar, bahkan dia menilai harga tersebut belum dapat memberikan investor untung yang maksimal.

Rights issue CITA akan ditawarkan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp2.022 per saham lebih tinggi dari harga pada penutupan perdagangan Jumat (31/1/2020) sebesar Rp1.980 per saham.

“Ratio 26 saham lama dapat 5 saham baru. Setelah saya hitung, harga teoritisnya kalo menggunakan harga pasar sekarang jadinya di Rp2.015, jadi upsidenya juga tidak begitu besar untuk investor lain jika ingin mencari keuntungan, hanya naik 1,8%,” papar Nugroho.

Sementara itu, Nugroho mengatakan bahwa prospek harga saham CITA masih berada dalam posisi uptrend dan berpotensi melanjutkan kenaikan yang didukung oleh fundamental d mana pendapatan dan laba pada kuartal ketiga 2019, keduanya naik masing-masing sebesar 95,5 persen yoy dan 33 persen yoy secara berurutan.

“Untuk saat ini CITA terlihat sudah berada pada level resistance di Rp2.000, jadi untuk yang belum memiliki sahamnya saya sarankan untuk menunggu dulu, bisa masuk kembali nanti di level support terdekat di Rp1.900,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper