Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Batu Bara Kebal Virus Corona?

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Hadis Surya mengatakan virus corona belum memengaruhi kinerja penjualan batu bara. Pasalnya, perseroan baru akan memulai ekspedisi ke China pada Maret mendatang.
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatra Selatan, Kamis (3/1/2019)./ANTARA-Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten-emiten batu bara mengaku optimistis virus corona tidak akan mengganggu ekspor ke China pada awal tahun.

Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Hadis Surya mengatakan virus corona belum memengaruhi kinerja penjualan batu bara. Pasalnya, perseroan baru akan memulai ekspedisi ke China pada Maret mendatang.

“Kebetulan juga destinasi pelabuhan dan lokasi konsumen kami bukan di daerah Wuhan yang merupakan tempat di mana virus corona mewabah,” katanya kepada Bisnis Selasa (28/1/2020).

Hadis mengatakan kontribusi ekspor ke China tahun ini hanya sebesar 2 persen dari total produksi sebesar 30 juta ton. Jadi dia optimistis, virus tidak menjadi penekan pendapatan pada kuartal I/2020.

Sekretaris Perusahaan Golden Energy Mines Sudin Sudirman pun menyatakan ekspor batu bara perseroan tidak akan terpukul oleh penyakit mematikan itu dalam waktu dekat.

“Virus corona akan memukul pariwisata China terlebih dahulu [daripada batu bara] jika tidak secepatnya diatasi, karena sudah banyak negara beri travel warning,” katanya.

Sebagai informasi, China berkontribusi atas 38,64 persen penjualan emas hitam kepada perseroan. Emiten berkode saham GEMS itu setidaknya bisa mengekspor sebanyak 9,42 juta ton dari total produksi 24,37 juta ton.

Adapun pada tahun ini perseroan menargetkan bisa memproduksi 35,6 juta ton batu bara dengan belanja modal sebesar US$24,8 juta.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan kinerja penjualan tidak akan terhambat oleh virus mematikan itu.

Menurutnya, meski wabah menular permintaan dari negeri tirai bambu belum berkurang. “Belum ada dampaknya. Sekitar 15 persen--20 persen ekspor kami akan tujukan ke sana,” pungkasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper