1. Bursa Jelaskan Alasan Suspensi Saham MYRX
Setelah melakukan suspensi perdagangan saham PT Hanson International Tbk. (MYRX), Bursa Efek Indonesia tetap memantau perkembangan fundamental perusahaan lainnya. Suspensi dapat dilakukan apabila memang terdapat isu yang berkaitan dengan fundamental perusahaan.
I Gede Nyoman Yetna Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia menekankan bahwa suspensi emiten berkode saham MYRX bukan dikarenakan figur Benny Tjokosaputro. Namun, hal itu dilakukan setelah melakukan klarifikasi dan pemanggilan terkait dengan kegagalan pembayaran utang oleh perusahaan.
Baca berita lengkapnya di sini.
2. Historia Bisnis: Benny Tjokro dan Geger Saham Bank Pikko
Sosok Benny Tjokrosaputro, pemain lama di industri pasar modal Tanah Air, saat ini tengah menjadi sorotan. Benny Tjokro saat ini harus berhadapa dengan hukum dalam kasus penempatan investasi perusahaan asuransi PT Asuransi Jiwasraya.
Dalam catatan Bisnis, Benny Tjokro memang tidak sekali ini saja membuat industri pasar modal ‘geger’. Baca berita lengkapnya di sini.
3. Pedagang Panik, Harga Minyak Terjun Bebas
Harga minyak turun tajam di tengah kekhawatiran bahwa virus mematikan yang menyebar dari China akan mengganggu permintaan energi di pasar yang sudah dibanjiri suplai.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 anjlok US$2,30 ke level US$56,08 per barel pada Selasa (22/1/2020) pukul 4.59 sore di New York Mercantile Exchange.
Baca berita lengkapnya di sini.
4. Dirut Baru Garuda Indonesia (GIAA) Didorong Fokus Benahi Tata Kelola
Pemilihan manajemen baru pada PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dinilai dapat menjalankan tata kelola perusahaan yang lebih baik ke depannya.
Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menilai penunjukan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra yang berlatar belakang bukan dari industri penerbangan tidak menjadi masalah.
Baca berita lengkapnya di sini.
5. TOBA Siapkan Capex US$160 Juta Tahun Ini, Mayoritas untuk PLTU
Emiten batu bara PT Toba Bara Sejahtra Tbk. mengalokasikan belanja modal sebesar US$160 juta pada 2020, yang sebagian besar dianggarkan untuk penyelesaian dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
Direktur Keuangan Toba Bara Sejahtra Pandu Sjahrir mengatakan tahun ini, perseroan telah mencadangkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$160 juta. Menurutnya, sebagian besar dana itu akan diserap oleh proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang masih dalam tahap pembangunan.
Baca berita lengkapnya di sini.