Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melemah di Awal Dagang, Diprediksi Dapat Berbalik Menguat

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada awal perdagangan hari ini, Kamis (16/1/2020), saat indeks saham di Asia bergerak variatif.
Penumpang bus Transjkarta melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Rabu (27/11/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A.
Penumpang bus Transjkarta melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Rabu (27/11/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A.

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada awal perdagangan hari ini, Kamis (16/1/2020), saat indeks saham di Asia bergerak variatif.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG dibuka turun 0,12 persen atau 7,41 poin di level 6.275,96. Kemudian pada pukul 09.08 WIB, indeks bergerak ke level 6.260,44 dengan koreksi 22,92 poin atau 0,36 persen dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (15/1/2020), IHSG menutup pergerakannya di level 6.283,36 dengan pelemahan 0,66 persen atau 42,04 poin.

Tujuh dari sembilan sektor terpantau bergerak di zona merah pada Kamis (16/1) pagi, dipimpin aneka industri (-1,29 persen) dan finansial (-0,57 persen). Adapun sektor tambang dan perdagangan masing-masing naik 0,30 persen dan 0,02 persen.

Sementara itu, sebanyak 13 saham menguat, 10 saham melemah, dan 653 saham stagnan dari 676 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Astra International Tbk. (ASII) yang masing-masing turun 0,44 persen dan 1,04 persen menjadi penekan utama atas penurunan IHSG.

Di sisi lain, penguatan saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) masing-masing sebesar 0,26 persen dan 2,64 persen mampu mendorong sekaligus membatasi besarnya pelemahan IHSG.

Menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, rilis data neraca perdagangan Indonesia untuk bulan Desember 2019 yang tercatat defisit US$28 juta atau lebih kecil dibandingkan konsensus yang memperkirakan defisit US$422 juta belum juga mampu mengangkat pasar saham. 

Namun, IHSG diperkirakan dapat berbalik menguat menyusul penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama antara AS dan China pada Rabu (15/1/2020) waktu Washington.

“Hal tersebut menambah tingkat keyakinan investor terhadap diskusi perdamaian antara AS dan China,” papar Samuel Sekuritas melalui publikasi riset harian.

Pada perdagangan Rabu (15/1), bursa Wall Street AS pun menguat, dengan indeks Dow Jones berakhir di atas level 29.000 untuk pertama kalinya dan indeks S&P 500 ditutup di rekor level.

Pasar AS merespon positif penandatangan kesepakatan fase satu AS-China. Berdasarkan perjanjian itu, China setuju akan menambah pembelian produk pertanian US hingga senilai US$200 miliar.

AS juga akan menarik pernyataannya bahwa China merupakan manipulator mata uang dan kedua negara saling berkomitmen untuk mendukung transfer teknologi. Adapun perjanjian dagang fase dua rencananya akan dilakukan pada 20 November mendatang.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 lanjut melemah 0,64 persen atau 3,64 poin ke level 560,60 pada pukul 09.08 WIB, setelah ditutup dengan pelemahan 0,70 persen atau 4 poin di posisi 564,23 pada Rabu (15/1).

Meski demikian, nilai tukar rupiah mampu rebound dan menguat 25 poin atau 0,18 persen ke level Rp13.670 per dolar AS pukul 08.57 WIB, setelah berakhir terdepresiasi tipis 0,11 persen atau 15 poin di posisi 13.695 pada Rabu (15/1).

Indeks saham lainnya di Asia bergerak cenderung variatif pada perdagangan Kamis pagi (16/1), dengan indeks Topix Jepang dan Shanghai Composite China masing-masing turun 0,19 persen dan 0,06 persen.

Sebaliknya, indeks Kospi Korea Selatan dan Hang Seng Hong Kong masing-masing mampu menguat 0,21 persen dan 0,59 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Akhirul Anwar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper