Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menguat Tipis 0,06 Persen, BRPT & CPIN Batasi Kenaikan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mempertahankan pergerakannya di zona hijau pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (13/1/2020), di tengah penguatan bursa Asia.
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan berada di depan papan elektronik yang menampilkan harga saham di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mempertahankan pergerakannya di zona hijau pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Senin (13/1/2020), di tengah penguatan bursa Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG naik tipis 0,06 persen atau 3,96 poin ke level 6.278,90 pada akhir sesi I dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (10/1/2020), IHSG mampu menutup pergerakannya di zona hijau yakni level 6.274,94 meskipun dengan kenaikan hanya 0,01 persen atau 0,45 poin.

Sebelum lanjut dengan kenaikan tipis, indeks sempat menguat hingga menembus level 6.290 setelah dibuka dengan penguatan 0,21 persen atau 12,97 poin di posisi 6.287,91 pada Senin (13/1) pagi.

Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak fluktuatif di level 6.269,48 – 6.3297,78.

Enam dari sembilan sektor menetap di wilayah positif pada akhir sesi I, dipimpin infrastruktur (+1,44 persen) dan finansial (+0,36 persen). Tiga sektor lainnya terkoreksi, dipimpin industri dasar (-1,25 persen).

Adapun sebanyak 170 saham menguat, 183 saham melemah, dan 320 saham stagnan dari 673 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang masing-masing naik 1,36 persen dan 1,21 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG pada akhir sesi I.

Di sisi lain, pelemahan harga saham PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) masing-masing sebesar 4,31 persen dan 3,79 persen menjadi penekan utama sekaligus membatasi besarnya kenaikan IHSG.

Indosurya Bersinar Sekuritas menilai pergerakan IHSG masih terkonsolidasi dalam rentang yang wajar.

Namun peluang kenaikan masih terlihat dalam pola gerak IHSG yang ditunjang oleh kuatnya fundamental perekonomian yang terlihat dari data terlansir.

“Capital inflow yang masih tercatat secara ytd juga turut menunjang pola kenaikan IHSG. Kami prediksi, hari ini IHSG berpotensi menguat di level 6.198 - 6.402,” demikian menurut Vice Presdient Research Department William Surya Wijaya dalam riset hariannya.

Seiring dengan pergerakan IHSG, indeks Bisnis-27 menguat 0,39 persen atau 2,18 poin ke level 561,82, sedangkan indeks saham syariah Jakarta Islamic Index menguat 0,21 persen atau 1,46 poin ke posisi 692,2 pada akhir sesi I.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terpantau lanjut menguat 97 poin atau 0,7 persen ke level Rp13.675 per dolar AS pukul 11.44 WIB, menuju penguatan hari ketiga berturut-turut sejak perdagangan 9 Januari.

Indeks saham lainnya di Asia mayoritas juga ikut bergerak positif siang ini, di antaranya indeks Hang Seng Hong Kong dan Kospi Korea Selatan yang masing-masing menguat 0,86 persen dan 0,79 persen.

Di China, dua indeks sahamnya, Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing naik 0,11 persen dan 0,36 persen.

Dilansir dari Bloomberg, bursa Asia secara keseluruhan menguat didorong optimisme mengenai ekonomi China dan prospek penandatanganan kesepakatan dagang Amerika Serikat-China.

Pemerintah AS dan China diharapkan akan menandatangani kesepakatan perdagangan fase pertama pekan ini. Presiden AS Donald Trump menyatakan penandatanganan itu akan dilakukan pada Rabu (15/1/2020) waktu setempat.

“Pada titik perjanjian fase satu ini, ketika kita tidak yakin akan mencapainya, benar-benar menunjukkan ada keinginan politik untuk mengurangi ketegangan perdagangan antara China dan AS,” ujar Lucy Meagher, penasihat investasi di Evan's & Partners Pty. kepada Bloomberg Television.

“Kami berharap hal itu menjadi positif dan tentunya akan melanjutkan sentimen yang positif di Asia dan pasar negara berkembang,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper