Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertenaga, Rupiah Sentuh Level Terkuat Sejak Juni 2018

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup Rp13.854 per dolar AS, menguat 0,33% atau 46 poin pada perdagangan Kamis (9/1/2020). Bagaimana prospek laju rupiah ke depan?
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar
Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing di Jakarta, Rabu (27/11/2019)./ANTARA-Aprillio Akbar

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah menyentuh level terkuat sejak Juni 2018 pada perdagangan Kamis (9/1/2020) seiring dengan kembalinya minat investor terhadap aset berisiko sehari setelah serangan rudal Iran terhadap fasilitas militer AS di Irak.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup Rp13.854 per dolar AS, menguat 0,33% atau 46 poin menjadi mata uang dengan kinerja penguatan terbaik ketiga di antara mata uang Asia. Pada pertengahan perdagangan, rupiah sempat menyentuh level Rp13.848 per dolar AS, level paling kuat sejak Juni 2018.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat 0,18% menjadi 97,473.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa sentimen menjadi lebih positif bagi rupiah seiring dengan fokus pasar yang beralih kembali ke optimisme kesepakatan perdagangan tahap pertama AS dan China akan segera terealisasi pada pekan depan.

“Investor berpikir kesepakatan itu akan menghapus salah satu ketidakpastian terbesar dan membantu mendorong pertumbuhan global tahun ini, meskipun beberapa orang berpikir bahwa pandangan itu terlalu optimis,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis (9/1/2020).

Selain itu, rilis data cadangan devisa dalam negeri yang berhasil menunjukkan hasil positif juga membantu menopang penguatan mata uang Garuda.

Bank Indonesia (BI) merilis data cadangan devisa Indonesia periode Desember 2019 sebesar US$129,18 miliar. Angka ini meningkat US$2,5 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat US$126,63 miliar.

Secara akumulatif, sepanjang 2019 cadangan devisa Indonesia berhasil menguat sebesar US$8,5 miliar. Penguatan tersebut pun terjadi bahkan di tengah ketidakpastian perang dagang AS dan China yang memperlambat pertumbuhan ekonomi global.

Sementara itu, Moody’s Investors Service, lembaga pemeringkat internasional, memberi peringkat stabil (Baa2) untuk surat utang Indonesia di tengah kondisi ekonomi global yang masih dibayangi ketidakpastian. Prospek tersebut diberikan dalam laporan teranyar Moody's yang dirilis pada Januari 2020.

Adapun, peringkat stabil menunjukkan kualitas surat utang Indonesia tidak mengalami perbaikan dari sebelumnya, tetapi tidak pula mengalami kemerosotan.

Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan Jumat (10/1/2020) masih melanjutkan penguatannya dengan bergerak di kisaran Rp13.800 per dolar AS hingga Rp13.860 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper