Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketegangan AS-Iran Mereda, Emas Dibayangi Aksi Jual

Harga emas di pasar spot meredam penguatannya hanya bergerak naik 0,12% menjadi US$1.558,33 per troy ounce. Pelaku pasar masih menerka kelanjutan konflik AS dan Iran

Bisnis.com, JAKARTA - Emas mulai bergerak lebih stabil pada perdagangan Kamis (9/1/2020) seiring dengan ketegangan AS dan Iran mulai mereda sehingga merusak daya tarik emas sebagai aset investasi aman.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 11.49 WIB, harga emas di pasar spot meredam penguatannya hanya bergerak naik 0,12% menjadi US$1.558,33 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Februari 2020 di bursa Comex bergerak stabil di level US$1.559,7 per troy ounce.

Retret harga emas mungkin terbukti menjadi kemunduran kecil untuk logam mulia, yang masih naik 2,8% sepanjang tahun berjalan.

Sebagai informasi, harga emas di pasar spot sempat menyentuh level US$1.611,42 per troy ounce dan emas berjangka sempat menyentuh US$1.611,5 per troy ounce menjadi level tertingginya sejak 2013, sesaat setelah Iran menyerang fasilitas militer AS di Irak pada Rabu (8/1/2020) pagi waktu Baghdad.

Ahli Strategi Mata Uang DailyFx Ilya Spivak mengatakan bahwa AS dan Iran tidak akan saling menanggapi konflik secara militer, sehingga cukup membantu pasar kembali mengumpulkan aset berisiko.

“Kami tidak melihat akan ada eskalasi segera dari kedua negara, meskipun mungkin tidak tepat untuk mengatakan itu tidak dapat terjadi dengan pasti karena risiko untuk meningkatnya ketegangan masih ada. Kita tidak akan pernah tau bagaimana AS dan Iran akan bereaksi ke depan,” ujar Ilya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (9/1/2020).

Mengutip riset Asia Trade Point Futures, reli emas mereda seketika setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan redanya eskalasi konflik dengan Iran. Donald Trump mengatakan bahwa AS tidak harus menanggapi secara militer terhadap serangan Iran terhadap pasukan AS di Irak.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pun mengatakan bahwa serangan itu hanya sebatas aksi balas dendam atas meninggalnya salah satu jenderal terkuat Iran, Qassem Soleimani.

“Sikap resmi pemerintah AS dalam menyikapi serangan balasan Iran dengan hanya mengenakan sanksi ekonomi tambahan kepada negara tersebut, melemahkan daya tarik emas,” tulis Asia Trade Point Futures seperti dikutip dari publikasi risetnya, Kamis (9/1/2020).

Selain itu aksi jual emas terjadi seiring dengan positifnya data tenaga kerja AS periode Desember. Berdasarkan data ADP yang dirilis Rabu (8/1/2020), data tenaga kerja AS tumbuh diatas perkiraan pasar yaitu tumbuh sekitar 202.000.

Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama stabil di level 97,276.

Di antara logam mulia lainnya, paladium mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$2.149,50 per ons karena kekhawatiran pasokan berkelanjutan, dan saat ini bertahan di level US$2.129 per ons.

Perak naik 0,3% menjadi US$18,14 per ons, setelah mencapai level tertinggi sejak September di US$18,85 per ons pada perdagangan Rabu (8/1/2020). Sementara itu, platinum naik 0,5% menjadi US$958,73 per ons.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper