Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Terombang-Ambing Geopolitik, Ini Komentar Bos Medco

Harga minyak di pasar komoditas global panas-dingin terimbas konflik Amerika Serikat dan Iran. Bagaimana dampaknya terhadap Medco Energi?
Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk. Hilmi Panigoro./Laporan Tahunan 2018
Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk. Hilmi Panigoro./Laporan Tahunan 2018

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak di pasar komoditas global panas-dingin terimbas konflik Amerika Serikat dan Iran. Di pasar modal, PT Medco Energi Internasional Tbk. merupakan salah satu emiten yang bergerak di sektor minyak dan gas. Bagaimana pandangan emiten berkode saham MEDC itu?

Presiden Direktur Medco Energi International Hilmi Panigoro menilai kenaikan harga minyak dunia berpotensi memberikan pengaruh untuk margin keuntungan yang lebih tebal untuk perseroan.

Namun, dia menilai kenaikan harga beberapa waktu lalu lebih disebabkan oleh sentimen geopolitik. Menurutnya, sentimen tersebut tidak akan berlangsung lama, sehingga akan membuat harga minyak dunia kembali pada level normal.

"Ketegangan geopolitik di Timur Tengah selalu memicu peningkatan harga minyak yang akan berdampak positif bagi kinerja keuangan perusahaan tetapi faktor-faktor seperti itu biasanya hanya temporer," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (8/1/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak Brent untuk kontrak Maret 2020 ditutup anjlok US$2,83 ke level US$65,44 per barel di ICE Futures Europe Exchange setelah sempat melonjak hingga ke level US$71,75 per barel.

Adapun, harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Februari 2020 turun terjerembab US$3,09 dan berakhir di level US$59,61 per barel di New York Mercantile Exchange.

Rekomendasi Saham

Harga Minyak Terombang-Ambing Geopolitik, Ini Komentar Bos Medco

Di pasar modal, saham emiten bersandi MEDC itu tercatat menguat 1,67% atau 15 poin ke level Rp915 pada akhir perdagangan kemarin. Namun, hingga pukul 14.00 WIB, MEDC terkoreksi 35 poin atau -3,83% ke level Rp880 per saham.

Saham MEDC bergerak variatif dalam 3 tahun terakhir. Tercatat, MEDC melesat 200,16% ke level Rp890 per saham pada 2017. Namun, sahamnya terkoreksi 23,03% ke level Rp685 per saham pada 2018 dan kembali memantul naik 26,28% ke level Rp865 per saham pada 2019.

Analis Artha Sekuritas Indonesia Nugroho R. Fitriyanto menilai konflik AS dan Iran berdampak signifikan terhadap harga minyak, yang membuat kenaikan harga minyak saat ini didorong oleh ketakutan investor terkait produksi Iran dan Irak yang berpotensi besar terganggu.

Selain itu, bukan hanya Irak dan Iran, tetapi negara penghasil minyak seperti Arab Saudi, Kuwait dan beberapa negara lain di Timur Tengah pun bisa terhambat proses distribusi ke globalnya didorong oleh Selat Hormuz yang berdekatan dengan Iran yang dapat sewaktu-waktu bergejolak, sehingga hal tersebut bisa mempengaruhi pasoka minyak global dalam jangka pendek.

“Sentimen ini merupakan jangka pendek, pasokan shale gas atau oil dari US masih besar dan OPEC masih punya kemampuan besar untuk menutupi defisit bila sewaktu-waktu terjadi,” katanya kepada Bisnis, Rabu (8/1/2020).

Asumsi sentimen jangka pendek tersebut didukung oleh asumsi dari OPEC yang berusaha melakukan pemangkasan produksi target untuk menjaga stabilitas harga minyak. Dengan demikian, hal itu mengimplikasikan bahwa OPEC bisa produksi lebih besar dibandingkan dengan level saat ini.

Namun, untuk jangka pendek, Nugroho mengatakan bahwa saham-saham yang memiliki kaitan dengan komoditas migas akan mendapatkan katalis positif dari kenaikan harga minyak.

“Untuk saham sektor migas sendiri, dalam jangka pendek saya merekomendasikan MEDC,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper