Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah menghangatnya harga minyak akibat tersulut konflik geopolitik Amerika Serikat dan Iran, laju saham PT Medco Energi Internasional Tbk. justru terkoreksi.
Berdasarkan data Bloomberg, saham emiten minyak dan gas berkode MEDC itu terkoreksi 1,66% pada akhir sesi I perdagangan Selasa (7/1/2019). Saat jeda siang, MEDC parkir di level Rp890 per saham.
Pada hari ini, MEDC mengumumkan laporan keuangan yang telah diaudit per 31 September 2019. Dalam laporan keuangan itu, Medco melaporkan raihan pendapatan US$1,01 miliar dan laba bersih US$19,27 juta.
Di pasar modal, saham MEDC bergerak variatif dalam 3 tahun terakhir. Tercatat, MEDC melesat 200,16% ke level Rp890 per saham pada 2017. Namun, sahamnya terkoreksi 23,03% ke level Rp685 per saham pada 2018 dan kembali memantul naik 26,28% ke level Rp865 per saham pada 2019.
Dalam periode 2-6 Januari 2020, saham MEDC bergerak variatif. MEDC tercatat turun 3,47% ke level Rp835 per saham pada 2 Januari 2020, lalu melompat 8,98% ke level Rp910 pada akhir perdagangan 3 Januari 2020.
Namun, pada awal pekan ini, saham emiten milik Arifin Panigoro itu terkoreksi 0,55% ke level Rp905 pada akhir perdagangan 6 Januari 2020.
Baca Juga
Di bursa komoditas berjangka, harga minyak Brent kontrak Maret 2020 tercatat menghangat dalam periode 2-6 Januari 2020 setelah serangan udara oleh militer Amerika Serikat menewaskan jenderal Iran Qasem Soleimani.
Minyak Brent merangkak naik dari level US$66,25 per barel pada 2 Januari 2020. Brent lantas menguat 2,35% ke level US$68,6 per barel pada 3 Januari dan naik 0,31% ke level US$68,91 per barel pada 6 Januari 2020.
Minyak Brent sempat mencapai level US$70 per barel di London pada Senin (6/1/2020) ketika Departemen Luar Negeri AS memperingatkan "risiko tinggi" serangan rudal di dekat fasilitas energi di Arab Saudi.