Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 6 Januari: IHSG Melemah 1 Persen Lebih, Rupiah Loyo

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah menyusul penurunan mayoritas bursa saham Asia, diikuti oleh pelemahan nilai tukar rupiah.
Ilustrasi uang rupiah dan dolar AS./Reuters-Yusuf Ahmad
Ilustrasi uang rupiah dan dolar AS./Reuters-Yusuf Ahmad

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah menyusul penurunan mayoritas bursa saham Asia, diikuti oleh pelemahan nilai tukar rupiah.

Di sisi lain, daya tarik aset safe haven meningkat pascaserangan udara Amerika Serikat di Irak, sehingga mengerek harga sejumlah komoditas termasuk emas.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Senin (6/1/2020):

 

IHSG Melemah di Atas 1 Persen

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan hari ini, Senin (6/1/2020), menyusul pelemahan di bursa Asia.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 1,04 persen atau 66,06 poin ke level 6.257,40 pada akhir perdagangan hari ini.

Pada perdagangan Jumat (3/1/2020), IHSG mampu menutup pergerakannya di zona hijau yakni level 6.323,47 dengan kenaikan 0,63 persen atau 39,88 poin.

Indeks mulai tergelincir dari pelemahannya dengan dibuka turun 0,47 persen atau 29,97 poin di posisi 6.293,50 pada Senin (6/1) pagi. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak pada kisaran 6.252,63-6.300,44.

Delapan dari sembilan sektor menetap di zona merah, dipimpin sektor industri dasar (-2,87 persen) dan pertanian (-2,85 persen). Satu-satunya sektor yang berakhir di zona hijau adalah tambang yang menguat 0,68 persen.

Sementara itu, sebanyak 132 saham menguat, 282 saham melemah, dan 257 saham stagnan dari 671 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

 

Investor Lari ke Aset Safe Haven, Bursa Asia Melemah

Bursa saham Asia melemah dari level tertinggi 18 bulan pada perdagangan Senin (6/1/2019), karena investor mencari aset safe haven menyusul ketegangan di Timur Tengah setelah pembunuhan seorang jenderal Iran oleh AS.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang tergelincir 0,7 persen, sedangkan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang melemah masing-masing 1,39 persen dan 1,91 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite melemah hanya 0,01 persen dan indeks CSI 300 turun 0,39 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng melemah 1,01 persen.

 

Rupiah Berakhir Melemah

Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 14 poin atau 0,1 persen ke level Rp13.944 per dolar AS, setelah diperdagangakan pada kisaran Rp13.933-Rp13.966 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,034 poin atau 0,04 persen ke level 96,804 pada pukul 15.52 WIB.

Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Sejak 2013

Harga emas melonjak ke level tertingginya dalam lebih dari enam tahun seiring dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah sehingga memicu permintaan investor terhadap aset safe haven.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (6/1/2020) hingga pukul 11.30 WIB, harga emas di pasar spot bergerak menguat 1,52% menjadi US$1.575 per troy ounce. Pada pertengahan perdagangan, emas sempat menyentuh level US$1.588 per troy ounce, level tertinggi sejak April 2013.

Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Februari 2020 di bursa Comex bergerak menguat 1,78% menjadi US$1.588 per troy ounce.

Tingkat Pemanfaatan Pabrik China Naik, Bijih Besi Lanjutkan Penguatan

Bijih besi berjangka di China memperpanjang kenaikan pada perdagangan Senin (6/1/2020), naik untuk sesi keempat berturut-turut, karena tingkat utilisasi pabrik secara mingguan yang lebih tinggi menunjukkan permintaan pasar untuk bijih besi.

Berdasarkan data Bloomberg, kontrak berjangka bijih besi untuk pengiriman Mei 2020 di bursa Dalian pada perdagangan Senin (6/1/2020) ditutup menguat 0,8 persen menjadi 668 yuan per ton. Pada pertengahan perdagangan, bijih besi sempat menyentuh level 670 yuan per ton atau setara US$96,04 per ton.

Mengutip data konsultan Mysteel, tingkat pemanfaatan di 247 pabrik baja seluruh China naik menjadi 78,4 persen pada pekan lalu, naik dari 76,89 persen dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper