Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia melemah dari level tertinggi 18 bulan pada perdagangan Senin (6/1/2019), karena investor mencari aset safe haven menyusul ketegangan di Timur Tengah setelah pembunuhan seorang jenderal Iran oleh AS.
Amerika Serikat mendeteksi keadaan siaga tinggi oleh pasukan rudal Iran, ketika Presiden Donald Trump memperingatkan AS akan menyerang balik, " dengan cara yang tidak proporsional," jika Iran menyerang orang atau target properti AS.
Sementara itu, parlemen Irak pada hari Minggu (5/1) merekomendasikan semua pasukan asing untuk keluar dari negara itu setelah AS membunuh seorang komandan militer Iran dan seorang pemimpin milisi Irak dalam serangan pesawat tak berawak terhadap konvoi di bandara Baghdad.
Harga emas spot naik 1,6 persen ke level US$1.579,55 per troy ounce ke level tertinggi sejak April 2013, sedangkan harga minyak mentah melanjutkan penguatan karena kekhawatiran konflik Timur Tengah dapat mengganggu pasokan global.
Minyak mentah berjangka Brent naik US$1,9 ke level US$70,50 per barel, sementara minyak mentah WTI AS menguat US$1,5 ke level US$64,57.
"Risiko eskalasi lebih lanjut jelas telah meningkat - mengingat serangan langsung terhadap Iran, ancaman pembalasan Iran dan keinginan Trump untuk terlihat tangguh – menjadi pendorong harga minyak," kata Shane Oliver, kepala ekonom di AMP Capital, seperti dikutip Reuters.
Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang tergelincir 0,7 persen, sedangkan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang melemah masing-masing 1,39 persen dan 1,91 persen.
Di China, indeks Shanghai Composite melemah hanya 0,01 persen dan indeks CSI 300 turun 0,39 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng melemah 1,01 persen.
"Ketegangan geopolitik terlihat masih tinggi dalam beberapa hari mendatang, dan memberikan dukungan untuk harga minyak dan menjaga pasar aset risiko tetap defensif," kata Ray Attrill, kepala analis valas di National Australia Bank.
Obligasi pemerintah mendapat manfaat peralihan ke aset safe haven, dengan imbal hasil pada obligasi Treasury 10-tahun turun menjadi 1,7725 persen setelah jatuh 10 basis poin pada hari Jumat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel