Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) akan melaksanakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS) pada 28 Juni 2024. Investor tentnya berharap kucuran dividen dari laba GGRM meski perusahaan melakukan investasi jumbo di proyek bandara hingga tol.
Manajemen Gudang Garam mengumumkan akan melaksanakan RUPS pada Jumat, 28 Juni 2024 di Grand Surya Hotel, Kediri, Jawa Timur. Pemegang saham yang berhak hadir ialah yang tercatat memegang saham GGRM hingga 28 Mei 2024.
Manajemen Gudang Garam juga masih terbuka dengan usulan agenda dalam acara RUPS. Syarat pengajuan usulan mata acara dilakukan dengan itikad baik, mempertimbangkan kepentingan perseroan, merupakan mata acara yang membutuhkan keputusan RUPS, menyertakan alasan dan bahan usulan mata acara, dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar Perseroan.
Investor tentunya berharap putusan dividen dalam RUPS tersebut. Manajemen GGRM sebelumnya juga menyampaikan akan membagikan dividen meski mengucurkan investasi jumbo di proyek bandara dan tol.
Direktur dan Corporate Secretary Heru Budiman menyebutkan pembangunan jalan tol (PPJT) Kediri-Tulunganggung dengan investasi jumbo tidak akan memberikan pengaruh signifikan terhadap pembagian dividen tahun buku 2023.
“Saya rasa tidak akan langsung terdampak karena proyek tol itu juga tidak merupakan suatu pengeluaran yang terjadi sekaligus pengeluaran itu juga terjadi secara bertahap,” katanya dalam paparan publik, Kamis (30/11/2023).
Baca Juga
Heru mengklaim pada pembagian dividen tahun buku 2021, GGRM dapat membayarkan dividen dengan rasio hingga 77% atau sekitar Rp4,3 triliun. Sementara itu, DPR tahun buku 2022 tercatat sebesar 83% atau sebesar Rp2,3 triliun.
“Rasionya tetap meningkat, keuangan itu mengizinkan kita untuk tetap membayarkan dividen,” jelasnya.
Proyek Bandara dan Tol Gudang Garam
Sebelumnya, GGRM milik konglomerat Susilo Wonowidjojojuga mengembangkan Bandara Dhoho yang resmi beroperasi pada awal April 2024 dan melayani perjalanan mudik Lebaran.
Untuk pembangunan Bandara Dhoho, GGRM secara total telah menggelontorkan dana Rp14 triliun kepada anak usahanya, PT Surya Dhoho Investama (SDHI).
SDHI merupakan perusahaan terkendali dan afiliasi GGRM yang sahamnya dimiliki secara langsung oleh perseroan sebesar 99,99%. Lewat SDHI, GGRM menjadi pemrakarsa proyek kerja sama pemerintah badan usaha (KPBU) Bandara Internasional Dhoho, Kediri, Jawa Timur.
SDHI telah menandatangani kerja sama dengan pemerintah dalam rangka pembangunan bandara tersebut pada 7 September 2022.
Sementara itu, GGRM bakal memulai pembangunan Jalan Tol Kediri-Tulungagung sepanjang 44,17 kilometer mulai kuartal II/2024 dengan total investasi Rp9,92 triliun.
Pembangunan jalan tol ini bakal segera dimulai setelah dilakukannya penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) antara pemerintah dan PT Surya Sapta Agung Tol, anak usaha Gudang Garam (GGRM).
Berdasarkan Surat Menteri nomor PB 0201-Mn/2954 tanggal 14 Desember 2023 telah ditetapkan pemenang lelang pengusahaan Jalan Tol Kediri–Tulungagung sepanjang 44,17 Km yang diprakarsai oleh PT Gudang Garam (Tbk). Selanjutnya, pada 12 Februari 2024 pemrakarsa PT Gudang Garam (Tbk) telah membentuk dan mendirikan BUJT bernama PT Surya Sapta Agung Tol.
Kinerja Gudang Garam 2023
Gudang Garam mencetak laba bersih Rp5,32 triliun sepanjang tahun lalu, melesat 91,55% dibandingkan perolehan laba 2022.
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Desember, GGRM sejatinya mencatatkan penurunan pendapatan pada 2023. Tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp118,95 triliun atau melemah 4,60% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Koreksi pendapatan GGRM disebabkan oleh kinerja penjualan di dalam negeri yang turun 4,66% YoY menjadi Rp117,45 triliun, sementara ekspor mencetak Rp1,49 triliun atau naik 0,98% YoY.
Berdasarkan segmentasinya, pendapatan yang bersumber dari sigaret kretek mesin tercatat sebesar Rp96,02 triliun, ambles 15,97% dibandingkan 2022 yang mencapai Rp123,19 triliun. Adapun pendapatan sigaret kretek tangan naik 6,10% YoY menjadi Rp9,3 triliun.
Meski pendapatan menurun, GGRM mampu mengurangi biaya pokok pendapatan hingga 8,13% secara tahunan menjadi Rp104,35 triliun. Dengan demikian, perseroan membukukan laba bruto sebesar Rp14,59 triliun alias meningkat 31,54% YoY.
Sementara itu, laba usaha perseroan melejit 90,32% secara tahunan menjadi Rp7,43 triliun. Lesatan ini tidak lepas dari pos selisih kurs bersih yang meraih laba Rp5,69 miliar atau berbalik dari rugi yang dibukukan 2022 senilai Rp9,17 miliar.
Alhasil, setelah diakumulasikan dengan pos penghasilan dan beban lain, GGRM mencetak laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp5,32 triliun atau melonjak 91,55% YoY. Laba per saham juga terkerek dari Rp1.445 menjadi Rp2.767.
Sepanjang tahun lalu, GGRM membukukan total aset senilai Rp92,45 triliun atau meningkat 4,39% YoY. Adapun liabilitas perseroan juga naik 2,87% secara tahunan menjadi Rp31,58 triliun, sementara ekuitas mencapai Rp60,86 triliun atau tumbuh 5,20% YoY.
Adapun arus kas setara kas perseroan pada akhir periode Desember 2023 tercatat sebesar Rp3,61 triliun, terkoreksi 2,66% secara tahunan dari posisi sebelumnya yakni Rp3,7 triliun.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.