Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Sentuh Level Tertinggi Sejak 2013

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (6/1/2020) hingga pukul 11.30 WIB, harga emas di pasar spot bergerak menguat 1,52% menjadi US$1.575 per troy ounce. Pada pertengahan perdagangan, emas sempat menyentuh level US$1.588 per troy ounce, level tertinggi sejak April 2013.
Emas batangan./Reuters
Emas batangan./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas melonjak ke level tertingginya dalam lebih dari enam tahun seiring dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah sehingga memicu permintaan investor terhadap aset safe haven.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (6/1/2020) hingga pukul 11.30 WIB, harga emas di pasar spot bergerak menguat 1,52% menjadi US$1.575 per troy ounce. Pada pertengahan perdagangan, emas sempat menyentuh level US$1.588 per troy ounce, level tertinggi sejak April 2013.

Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Februari 2020 di bursa Comex bergerak menguat 1,78% menjadi US$1.588 per troy ounce.

Penguatan signifikan juga terjadi di pasar emas batangan produk dalam negeri, Antam, yaitu berhasil naik Rp9.000 per gram menjadi Rp 783.000 per gram pada perdagangan Senin (6/1/2020), menjadi level tertingginya sepanjang masa.

Analis Sumber Daya MineLife Pty Sydney Gavin Mendt mengatakan bahwa emas berhasil memasuki perdagangan awal tahun ini dengan momentum yang sangat kuat. Emas melanjutkan penguatannya yang terjadi pada akhir 2019.

Adapun, pada 2019 emas berhasil membukukan kinerja tahunan terbaik sejak 2010 dengan menguat sebesar 18% didorong oleh dolar AS yang lebih lemah, suku bunga riil yang lebih rendah, dan dampak perang dagang dalam mengekang pertumbuhan global.

“Ketika faktor dalam ketidakpastian yang sedang berlangsung sehubungan dengan pembicaraan perdagangan AS-China dan meningkatnya masalah keamanan dengan Iran, emas benar-benar siap melaju kencang,” ujar Gavin seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (6/1/2020).

Seperti yang diketahui, ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah Presiden AS Donald Trump mengutus untuk melakukan serangan udara ke Iran pada Jumat (3/1/2020) dan menewaskan salah satu jenderal Iran terkuat, Qassem Soleimani.

Kemudian, Pemerintah Iran mengatakan tidak akan lagi tunduk pada batasan pengayaan uraniumnya setelah insiden tersebut dan berjanji untuk melakukan aksi balas dendam terhadap AS. Sementara itu, parlemen Irak memilih untuk mengusir pasukan AS dari negaranya.

Adapun, Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada anggota parlemen AS pada Minggu (5/1/2020) bahwa dirinya siap untuk menyerang Iran dengan cara yang tidak proporsional jika Iran membalas AS.

Kepala Strategi Pasar Axitrader Stephen Innes mengatakan bahwa setelah tindakan AS tersebut pasar mulai khawatir jika kedua negara tersebut saling meningkatkan ketegangan sehingga mengangkat minat investor untuk segera mengumpulkan aset investasi aman.

“Dengan perdagangan S&P 500 mendekati level tertinggi sepanjang masa dan mengingat pasar telah melakukan perdagangan dengan bias risiko positif yang kuat, emas sejauh ini merupakan lindung nilai terbaik di saat seperti ini dan harus menarik lebih banyak pembelian bahkan dari mereka yang cenderung tidak bermain-main dengan emas,” ujar Innes.

Di sisi lain, terdapat faktor-faktor lain yang berperan dalam optimisme untuk emas bergerak maju. Federal Reserve kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga dalam enam bulan ke depan, yang mungkin akan melemahkan dolar AS sehingga menjadi katalis sangat positif untuk emas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper