Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan Senin (29/4/2024) seiring dengan lonjakan saham Prajogo Pangestu BREN.
Pukul 09.01 WIB, IHSG naik 0,31% atau 21,98 poin menjadi 7.058,02. Tercatat 169 saham naik, 105 saham melemah, dan 210 saham stagnan. Kapitalisasi pasar mencapai Rp11.853,49 triliun.
Di jajaran top gainers, saham MMIX melesat 11,94%, ISAP 10%, HEAL 9,63%, KKGI 9%, LEAD ,94%, NASI 5,33%.
IHSG sebetulnya tertekan saham BBCA yang turun 0,52% dan BBRI turun 2,48%. Namun, saham BREN berhasil menguat 5,22% menjadi Rp9.075.
BREN pun sementara mencapai kapitalisasi pasar Rp1.207 triliun, terbesar di Bursa Efek Indonesia. Adapun, saham BBCA memiliki kapitalisasi pasar sementara Rp1.177 triliun.
Saham big caps lainnya yang menguat ialah TLKM naik 0,33%, ASII 0,82%, CUAN 5,49%. Adapun, saham GOTO stagnan jelang rilis laporan keuangan kuartal I/2024.
Baca Juga
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu (22-26 April 2024) mengalami penurunan 0,72% menjadi 7.036,075 dari level 7.087,317 pada penutupan pekan sebelumnya.
Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus menjelaskan IHSG tertekan 2 sektor top loser yakni IDX BASIC yang ambles -3,37% dan IDX TRANS turun -3,17%. Sementara itu, 2 sektor saham top gainers yang menahan IHSG tidak ambles makin dalam yakni IDX TECHNO yang naik +1,6% dan IDX INFRA naik +0,96%.
"Ada sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan market pada minggu lalu yakni kenaikan suku bunga, net sell asing, yield obligasi, kuatnya ekonomi AS dan sentimen harga komoditas," paparnya dalam publikasi riset.
Bank Indonesia menaikkan suku bunga 25 bps pada pekan lalu untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, tapi dolar ternyata masih terlalu kuat sehingga menekan rupiah ke Rp16.241 per dolar AS.
Sementara itu, net sell asing mencapai Rp4,8 triliun dalam 1 minggu, terbesar pada saham-saham blue chip big banks. Yield obligasi 10Y Indonesia 7,25% dan US 4,7%. Dana di pasar saham diserap pasar obligasi karena risiko atau return yang jauh lebih menarik.
Terkait sentimen ekonomi US yang masih kuat, Angga menjelaskan pasar tenaga kerja Initial Jobless Claims April 207K dan prev 212K.
Selanjutnya ada sentimen sektor komoditas, dimana emas mulai mengalami koreksi setelah tensi Timur Tengah mereda, tapi government buying dan permintaan China masih menopang harganya. Harga minyak melanjutkan penguatan, dimana Brent 2,9% dan WTI 1,4%. Harga tembaga menguat 2% melanjutkan tren setelah Rusia kena sanksi dan LME tidak bisa menerima ekspor dari Rusia.
Berbicara tentang prospek market pada minggu ini 29 April-3 Mei 2024 yang praktis hanya akan berlangsung selama 4 hari karena ada libur May Day (Hari Buruh) pada Rabu, 1 Mei 2024, Angga mengimbau para trader memerhatikan sejumlah sentimen yang akan memengaruhi pergerakan harga-harga saham.
Dari US ada sentimen interest rate dengan konsensus stay di 5,5%, unemployment rate dengan konsensus stay di 3,8% dan Non-Farm Payrolls dengan konsensus turun dari 303K ke 243K.
Dari dalam negeri para trader wajib memerhatikan sentimen manufacturing PMI yang diperkirakan turun dari 54,2 ke 54,1, inflation rate YoY yang diprediksi naik dari 3,05% ke 3,4%, inflation rate MoM yang diperkirakan naik dari 0,52% ke 0,8%, core inflation rate YoY yang diprediksi naik dari 1,77% ke 1,9% dan core inflation rate MoM dengan forecast naik dari 0,52% ke 0,8%.