Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. masih tertekan hingga kuartal III/2019, ditunjukkan dengan turunnya pendapatan dan laba bersih yang diperoleh.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Senin (23/12/2019), perusahaan petrokimia tersebut melaporkan pendapatan bersih senilai US$1,39 miliar per 30 September 2019. Perolehan tersebut turun 29,28 persen dibandingkan dengan pendapatan periode yang sama tahun sebelumnya, yang sebesar US$1,96 miliar.
Pendapatan sebelum eliminasi berasal dari segmen olefin senilai US$476,07 juta, polyolefin senilai US$644,9 juta, styrene monomer senilai US$285,99 juta, dan butadiene senilai US$133,61 juta, dan sewa tangki dan dermaga senilai US$7,65 juta.
Perseroan mencatatkan penyusutan beban pokok pendapatan sebesar 24,53 persen secara tahunan menjadi US$1,22 miliar. Sehingga, laba kotornya menjadi US$167,31 juta atau merosot 51,54 persen secara tahunan.
Perseroan juga mencatatkan kenaikan beban keuangan sekitar 10,64 persen secara tahunan menjadi US$42,1 juta. Sementara itu, rugi kurs mata uang asing dapat ditekan 84,99 persen menjadi US$2,71 juta.
Dengan menciutnya pendapatan dan naiknya pos beban, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk melorot 81,48 persen, dari US$169,85 juta per kuartal III/2018 menjadi US$31,46 juta per kuartal III/2019.
Baca Juga
Di sisi aset, emiten bersandi saham TPIA ini memiliki aset senilai US$3,18 miliar per 30 September 2019, sedikit lebih tinggi dari total aset per 31 Desember 2018, yang senilai US$3,17 miliar. Adapun nilai liabilitas yang dimiliki sebesar US$1,40 miliar dan ekuitas US$1,78 miliar.
Pada awal perdagangan Senin (23/12), tepatnya pukul 10.05 WIB, saham TPIA melemah 1,19 persen ke level Rp10.400. Di level harga itu, perusahaan memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp185,47 triliun.