Bisnis.com, JAKARTA - PT Blue Bird Tbk. dikabarkan bakal kedatangan investor baru, yaitu Gojek. Bagaimana prospek kinerja dan saham emiten operator taksi itu?
Mutiara Nita, analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), memaparkan tiga faktor yang menjadi katalis kinerja Blue Bird pada 2020.
Pertama, potensi kenaikan utilisasi taksi emiten berkode saham BIRD itu. Pada kuartal III/2019, pendapatan BIRD dari bisnis taksi tercatat naik 14% secara kuartalan menjadi Rp844 miliar.
"Kami harap tren recovery berlanjut, sejalan dengan kondisi politik yang lebih stabil, kompetisi yang lebih longgar dengan penyedia transportasi daring, dan kebijakan ganjil genap yang diperluas," tulisnya dalam riset baru-baru ini.
Mutiara memperkirakan tingkat utilisasi BIRD pada 2020 naik dari 68%-69% dalam 10 bulan 2019 atau 67% pada 2018 menjadi lebih dari 70% pada tahun depan.
Kedua, BIRD diharapkan mengendalikan kenaikan ongkos operasional yang meningkat sejalan dengan kenaikan gaji karyawan dan kenaikan ongkos rental armada Bandara Soekarno-Hatta.
Baca Juga
Ketiga, performa BIRD pada 2020 ikut didorong oleh Cititrans yang berencana menambah 12 rute baru hingga 2020, termasuk yang baru beroperasi Semarang-Solo dan Surabaya-Malang. Kinerja Cititrans juga berpotensi meningkat sejalan dengan pemulihan permintaan untuk rute Jakarta-Bandung.
Pada 2019 dan 2020, pendapatan BIRD diestimasi mencapai Rp3,99 triliun dan Rp4,61 triliun. Adapun, laba bersihnya diproyeksi sebesar Rp296 miliar pada 2019 dan Rp381 miliar pada 2020.
KISI Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli terhadap BIRD dengan target harga dalam 12 bulan ke depan sejak akhir November 2019 sebesar Rp3.500 per saham.
Pada akhir sesi I perdagangan Selasa (17/12/2019), BIRD parkir di level Rp2.710 per saham atau terkoreksi 1,45%. Sepanjang tahun berjalan 2019, BIRD terkoreksi 5,57%.