Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Lippo Karawaci Tbk. mengincar marketing sales sebesar Rp2,2 triliun—Rp2,5 triliun pada 2020.
Investor relations Lippo Karawaci Bret Ginesky mengatakan bahwa ada beberapa proyek residensial yang akan diluncurkan pada tahun depan. Hal itu guna menopang target pemasaran dapat terealisasi.
"Tahun depan, target kami berada di kisaran Rp2,2 triliun sampai dengan Rp2,5 triliun. Ada beberapa proyek perumahan yang akan diluncurkan baik di Cikarang maupun di Karawaci," katanya pada paparan publik Senin (16/12).
Bret menambahkan selain dari kedua lokasi itu, perseroan pun akan mendorong penjualan dari proyek yang sudah selesai seperti di Kemang dan Puri, Jakarta. Emiten berkode saham LPKR itu akan menargetkan pasar kelas menengah sebagai konsumen utama.
Bret optimistis target tahun depan dapat terealisasi. Namun, melihat dari hasil pemasaran dalam 3 tahun terakhir LPKR belum pernah menyentuh target tersebut.
Adapun, torehan tertinggi perusahaan milik Grup Lippo itu terjadi pada 2016 sebesar Rp2,1 triliun. Sementara pada 2017 dan 2018 hanya mencapai Rp1,81 triliun dan Rp1,63 triliun.
Baca Juga
Pada kuartal III/2019, LPKR telah merealisasikan marketing sales sebesar Rp1,13 triliun atau 75,33% dari total target Rp1,5 triliun setahun penuh.
Sementara itu, Direktur Utama Lippo Karawaci Ketut Budi Wijaya berharap tahun depan sektor properti dapat kembali pulih. Pasalnya, secara makro seharusnya ada pemulihan dengan berkurangnya suku bunga.
"Tahun depan ada peluncuran produk baru, selain itu target pembangunan 1 juta rumah akan menjadi stimulasi sektor properti. Tapi semua itu tergantung sentimen makro," sebutnya.
LPKR, lanjutnya, akan berupaya mendorong bisnis inti perusahaan yakni properti pada tahun depan. Sebagai informasi, saat ini mayoritas pendapatan emiten properti itu disokong oleh bisnis rumah sakit sebesar 62,99%.
Dari total pendapatan kuartal III/2019 sebesar Rp8,27 triliun sekitar Rp5,21 triliun berasal dari anak usaha PT Siloam Internasional Hospitals Tbk. (SILO).
Ketut menekankan LPKR akan mendorong pemasaran dan penjualan properti dalam beberapa tahun ke depan. Dengan begitu, perseroan bisa mendapatkan dividen dari PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK). Adapun kepemilikan LPKR atas LPCK mencapai 80% setelah rights issue pada pertengahan tahun.
"Kami akan mempercepat pembangunan kawasan kami di Cikarang dan Makassar. Kami menargetkan pada 2022, LPCK dapat membagikan deviden kepada kami," katanya.
Ketut menambahkan saat ini perseroan memiliki bank lahan 1.500 hektare dengan izin pengembangan lahan mencapai 8.000 hektare.
"Dalam waktu pendek, fokus kami adalah pembangunan bisnis inti. Bank lahan akan kami pakai untuk perluas produk yang mendukung pertumbuhan kelas menengah karena tren akan berkembang pesat," ucapnya.