Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansi Bisnis, PTPP Buka Opsi Penggalangan Dana 2020

Dalam mendukung bisnis 2020, PTPP menyiapkan alokasi belanja modal senilai Rp8 triliun hingga Rp10 triliun.
PT PP Properti Tbk/bumn.go.id
PT PP Properti Tbk/bumn.go.id

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi pelat merah PT PP (Persero) Tbk. membuka berbagai peluang penggalangan dana pada tahun depan untuk mendukung ekspansi bisnis.

Pada 2020, BUMN karya itu membidik pertumbuhan kontrak baru sebesar 10% dari realisasi akhir 2019 yang diperkirakan senilai Rp42 triliun hingga Rp43 triliun. Dengan demikian, PTPP mengincar kontrak baru Rp46,2 triliun hingga Rp47,3 triliun pada tahun depan.

Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan perseroan akan melihat instrumen apa saja yang dinilai sesuai dengan kebutuhan pendanaan dan belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan.

Dalam mendukung bisnis 2020, PTPP menyiapkan alokasi belanja modal senilai Rp8 triliun hingga Rp10 triliun. Nilai ini naik dibandingkan dengan serapan capex akhir tahun yang diperkirakan berada di angka Rp5 triliun.

Baru-baru ini, perseroan telah menawarkan obligasi berkelanjutan senilai Rp1,25 triliun pada November lalu. Obligasi tersebut merupakan bagian dari Obligasi Berkelanjutan II PTPP dengan target dana yang dihimpun senilai Rp3 triliun. Sebelumnya, perseroan telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan II PTPP Tahap I Tahun 2018 senilai Rp1,5 triliun.

"Obligasi kami buka, kemudian juga divestasi beberapa investasi kami yang minoritas. Harapannya bisa menghasilkan dana yang cukup untuk investasi baru dan pembiayaan capex 2020," ujarnya kepada Bisnis belum lama ini.

Ekspansi Bisnis, PTPP Buka Opsi Penggalangan Dana 2020

PTPP juga membuka peluang untuk melibatkan masyarakat atau investor ritel melalui penerbitan perpetual bonds. Jenis obligasi ini memiliki tingkat bunga dan pembayaran secara berkala, tanpa batas waktu. Agus menyebutkan untuk perpetual bonds ini diperkirakan nilainya tidak besar.

Selain melalui penerbitan instrumen pendanaan, perseroan juga bakal mencari dukungan bisnis tahun depan melalui equity partnership, di mana perseroan menjadi pemrakarsa suatu proyek dan nantinya akan dilepas saham kepemilikannya pada proyek tersebut.

"Harapannya, dari situ ada gain sebagai modal menjalankan capex 2020. Tentunya akan kami lihat situasi seperti apa ke depan dan diukur dari parameter keuangan 2020 karena walaupun sudah direncanakan, tetapi eksekusi bisa molor atau lebih cepat," jelasnya.

Perseroan pun masih memiliki reserve berupa kredit dari perbankan. Agus menuturkan pihaknya juga berencana memperbesar plafon kredit bank sebagai bridging ketika perseroan merencanakan penerbitkan instrumen keuangan yang karakteristiknya pas dengan investasi yang dilakukan.

Dampak PSAK Baru

Adapun, dari sisi kinerja keuangan, perseroan memperkirakan sulit tumbuh dua digit karena pemberlakuan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) yang mulai berlaku tahun depan.

Direktur Utama PT PP Lukman Hidayat mengatakan per 1 Januari 2020 akan berlaku PSAK 71, 72, dan 73. Pemberlakuan ini menjadi salah satu pertimbangan perseroan dalam menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).

Walaupun belum diputuskan RKAP 2020, perseroan memproyeksikan kinerja bakal naik dibandingkan dengan tahun ini. Namun, berat untuk bisa mencapai pertumbuhan dua digit, terutama di sisi laba bersih dan pendapatan.

“Kami ingin tumbuh, tetapi enggak dipaksa karena PSAK. Kami kan punya portofolio properti, ini kena PSAK, dampaknya cukup tinggi,” katanya di sela-sela acara Digital Construction Day 2019, di Jakarta, Selasa (26/11/2019).

Terdapat 3 PSAK yang bakal berlaku pada 2020, yaitu PSAK 71 yang mengatur instrument keuangan, PSAK 72 yang mengatur pendapatan dari kontrak dengan pelanggan, dan PSAK 72 mengenai sewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper