Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten menaikkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2020 seiring dengan optimisme bisnis ke depan.
Dari 4 emiten konstruksi BUMN, tiga perusahaan menyatakan capex pada tahun depan bakal lebih tinggi dibandingkan serapan tahun ini.
Direktur Keuangan PT PP (Persero) Tbk. Agus Purbianto mengatakan untuk tahun depan pihaknya menyiapkan capex senilai Rp8 triliun hingga Rp10 triliun. Angka ini meningkat dibandingkan serapan tahun ini yang diperkirakan senilai Rp5 triliun pada akhir 2019.
“Capex 2020 masih untuk di sektor properti, melanjutkan landbank. Juga untuk di jalan tol, infrastruktur air, jaringan gas, dan renewable energy,” katanya saat berkunjung ke Bisnis Indonesia akhir pekan lalu.
Di sektor energi baru terbarukan, emiten dengan ticker PTPP ini fokus di bahan bakar ramah lingkungan khususnya di Kawasan Indonesia Timur. Di Sulawesi, misalnya, perseroan mengembangkan pembangkit listrik biomassa dengan bahan baku berupa bambu.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. juga menyiapkan capex yang lebih tinggi pada 2020. Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana saat ditemui di Kementerian BUMN beberapa waktu lalu menyebutkan nilai capex perseroan pada 2020 sebesar Rp16 triliun.
Angka ini lebih tinggi 2,56% dibandingkan dengan alokasi belanja modal 2019 yang senilai Rp15,6 triliun. Dana capex ini akan digunakan untuk investasi yang bertujuan meningkatkan pendapatan berulang (recurring income) perseroan.
“Dana tersebut untuk memperkuat, bagaimana nanti menciptakan recurring income sehingga kami ke depan bisa sustain,” ujarnya.
Investasi yang dilakukan oleh emiten dengan kode saham WIKA ini nantinya tidak hanya terbatas di jalan tol, tetapi juga sektor lain seperti infrastruktur penyediaan air bersih. Yang jelas, katanya, WIKA akan memilih proyek investasi yang arus kasnya baik.
Emiten konstruksi pelat merah lainnya PT Waskita Karya (Persero) Tbk. juga meningkatkan dana belanja modal pada 2020. Senior VP Corporate Secretary Waskita Karya Shastia Hadiarti mengatakan untuk 2020 pihaknya menyiapkan alokasi belanja modal yang lebih tinggi 5%--10% dari nilai tahun ini sebesar Rp22 triliun.
Sementara itu, Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Parwanto Nugroho menyebutkan hingga kini perseroan masih dalam proses pembahasan untuk proyeksi 2020.
Sektor Perbankan
Dari sektor perbankan, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja menyebutkan alokasi belanja modal 2020 nilainya hampir sama dengan tahun ini yang senilai Rp5,2 triliun. Capex yang disiapkan salah satunya digunakan untuk pengembangan digitalisasi perusahaan.
“Nilainya [untuk 2020] hampir sama dengan tahun ini, bisa sekitar Rp5 triliun,” ujarnya saat dihubungi Minggu (8/12/2019).
Emiten perbankan pelat merah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. mengalokasikan capex 2020 senilai Rp 900 miliar untuk pengembangan IT perusahaan. Sebelumnya, Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI Dadang Setiabudi mengatakan jika nilai belanja modal tersebut tidak jauh berbeda dengan tahun ini.
Rencana penggunaan anggaran pun lebih kurang serupa dengan 2019, tetapi perseroan akan lebih menitikberatkan pada proyek digital banking ke depan.
Adapun, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. telah menyiapkan dana Rp4,2 triliun untuk capex IT 2020. Nilai ini naik 13,5% dibandingkan dengan alokasi tahun ini.
Direktur Digital, Teknologi Informasi, dan Operasi Bank BRI Indra Utoyo mengatakan bahwa capex 2020 akan digunakan untuk modernisasi infrastruktur IT, implementasi program modernisasi core banking, peningkatan keamanan siber, dan inisiatif global.