Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Berfluktuasi Tipis di Awal Perdagangan

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau berbalik menguat 1 poin ke level Rp14.038 per dolar AS pada pukul 08.34 WIB.
Karyawati beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Sinarmas, di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Karyawati beraktivitas di salah satu kantor cabang Bank Sinarmas, di Jakarta, Senin (22/7/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berfluktuasi pada awal perdagangan hari ini, Kamis (12/12/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terpantau berbalik menguat 1 poin ke level Rp14.038 per dolar AS pada pukul 08.34 WIB.

Nilai tukar rupiah di pasar spot sebelumnya dibuka menguat tipis 2 poin atau 0,01 persen ke level Rp14.036 per dolar AS dari level perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Rabu (11/12) rupiah ditutup di level Rp14.038 per dolar AS, melemah sebesar 18 poin atau 0,13 persen, pelemahan hari kedua berturut-turut.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya terpantau melemah 0,038 poin atau 0,04 persen ke level 97,090 pada pukul 08.23 WIB.

Indeks dolar AS sebelumnya dibuka melemah 0,044 poin atau 0,05 persen ke level 97,084 setelah pada akhir perdagangan Rabu (11/12) ditutup melemah 0,285 poin atau 0,29 persen ke level 97,128.

Dilansir Reuters, dolar AS melemah setelah prospek inflasi Federal Reserve AS menutup ekspektasi kenaikan suku bunga dalam waktu dekat.

Investor juga masih khawatir mendekati batas waktu putaran berikutnya tarif AS untuk barang-barang China pada 15 Desember mendatang, serta menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) dan pemilihan umum Inggris hari ini.

"The Fed tidak seoptimis yang dipikirkan orang, dan itu konsisten dengan dolar AS yang lebih rendah dan penurunan imbal hasil obligasi yang kita lihat," kata analis Commonwealth Bank of Australia Joe Capurso, seperti dikutip Reuters.

Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan prospek ekonomi AS menguntungkan saat bank sentral mengumumkan keputusannya untuk mempertahankan suku bunga, seperti yang diharapkan, meskipun diperkirakan hanya pertumbuhan moderat dan melambat hingga 2020 dan 2021.

Proyeksi ekonomi baru menunjukkan 13 dari 17 pembuat kebijakan Fed memperkirakan tidak ada perubahan suku bunga sampai setidaknya tahun 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper