Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Turun Tipis, ASII dan CPIN Penekan Utama

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Rabu (11/12/2019), bersama dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Pengunjungi mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/11/2019)./ANTARA -Dhemas Reviyanto
Pengunjungi mengamati layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (15/11/2019)./ANTARA -Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Rabu (11/12/2019), bersama dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup turun tipis 0,06 persen atau 3,41 poin di level 6.180,1 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (10/12), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 6.183,51 dengan koreksi 0,17 persen atau 10,29 poin.

Sebelum melanjutkan pelemahannya pada Rabu (11/12), indeks sempat beringsut ke zona hijau dengan dibuka naik 0,11 persen atau 7,07 poin di posisi 6.190,58. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.171,93 – 6.204,6.

Lima dari sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin aneka industri (-0,97 persen) dan pertanian (-0,86 persen). Empat sektor lainnya ditutup di zona hijau, dipimpin tambang (+0,88 persen).

Dari 668 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 174 saham menguat, 223 saham melemah, dan 271 saham stagnan.

Saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Charoen Popkhand Indonesia Tbk. (CPIN) yang masing-masing turun 1,50 persen dan 2,82 persen menjadi penekan utama IHSG pada akhir perdagangan.

Di sisi lain, kenaikan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) masing-masing sebesar 0,96 persen dan 14,29 persen menjadi pendorong sekaligus membatasi koreksi IHSG.

Bersama IHSG, nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahannya pada perdagangan hari kedua. Rupiah ditutup terdepresiasi 18 poin atau 0,13 persen di level Rp14.038 per dolar AS, setelah berakhir melemah 10 poin di posisi 14.020 pada Selasa (10/12).

Sementara itu indeks dolar AS, yang mengukur pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, menguat 0,12 persen atau 0,116 poin ke level 97,529 pada pukul 15.51 WIB.

Menurut Research Analyst Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan, investor cenderung wait and see menantikan keputusan suku bunga The Fed.

Dilansir dari Reuters, dolar AS menguat di tengah penantian investor terhadap pertemuan kebijakan Federal Reserve. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam pertemuan yang berakhir Rabu (11/12) waktu setempat.

Investor juga memantau apakah bank sentral AS ini akan mengubah pandangannya tentang ekonomi dan proyeksi pertumbuhan 2 persen untuk 2020.

Berbanding terbalik dengan IHSG, bursa Asia secara keseluruhan mampu menguat menantikan pengumuman keputusan sejumlah pertemuan kebijakan bank sentral. Indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China masing-masing naik 0,24 persen dan 0,06 persen.

Adapun indeks Hang Seng Hong Kong menanjak 0,79 persen dan indeks Kospi Korea Selatan ditutup naik 0,36 persen. Meski demikian, indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang masing-masing ditutup terkoreksi 0,08 persen dan 0,34 persen.

Investor juga mengambil sikap hati-hati menjelang batas waktu pengenaan tarif baru pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap impor China pada 15 Desember 2019.

Menurut sumber terkait yang dikutip oleh Bloomberg, pejabat pemerintah China memperkirakan Trump akan menunda kenaikan tarif yang direncanakan akan mulai berlaku pada Minggu (15/12/2019).

Meski pemerintah Trump belum mengumumkan perihal penundaan itu, Menteri Pertanian AS Sonny Perdue pada Senin (9/12) mengatakan bahwa ia percaya akan ada 'kemunduran' pada gelombang tarif baru.

Di sisi lain, Larry Kudlow, kepala Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, pada Selasa (10/12/2019) memperingatkan bahwa kenaikan tarif masih berjalan sesuai rencana untuk saat ini, meskipun ia mengakui adanya progres dalam pembicaraan.

"Setiap hari kita mendapat sedikit dorongan. Kita hanya tidak tahu siapa yang harus dipercaya, apakah komentar ini memiliki dasar dalam kenyataan atau apakah sekadar taktik negosiasi,” ujar Rob Carnell, kepala ekonom Asia Pasifik di ING, Singapura.

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

ASII

-1,50

CPIN

-2,82

SMGR

-3,25

HMSP

-0,97

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BBRI       

+0,97

EMTK

+14,29

BBCA

+0,24

ACES

+5,50

Sumber: Bloomberg

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper