Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Naik Jelang Rilis Putusan The Fed

Investor juga mengambil sikap hati-hati menjelang batas waktu pengenaan tarif baru pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap impor China pada 15 Desember, meskipun data pinjaman China yang lebih kuat dari perkiraan memberi sedikit dukungan untuk sentimen.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia mampu bergerak positif pada perdagangan siang ini, Rabu (11/12/2019), menantikan hasil sejumlah pertemuan kebijakan bank sentral.

Investor juga mengambil sikap hati-hati menjelang batas waktu pengenaan tarif baru pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap impor China pada 15 Desember, meskipun data pinjaman China yang lebih kuat dari perkiraan memberi sedikit dukungan untuk sentimen.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks MSCI Asia Pacific naik 0,2 persen pada pukul 3 siang waktu Hong Kong (pukul 14.00 WIB).

Pada saat yang sama, indeks Topix Jepang turun 0,3 persen, indeks Hang Seng Hong Kong dan S&P/ASX 200 Australia masing-masing menanjak 0,7 persen, dan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,4 persen.

Pemerintahan Presiden Donald Trump diperkirakan akan menunda rencana pengenaan tarif baru terhadap impor China yang dijadwalkan pada 15 Desember 2019.

Menurut sumber terkait, pejabat pemerintah China memperkirakan Trump akan menunda kenaikan tarif yang direncanakan akan mulai berlaku pada Minggu (15/12/2019).

Meski pemerintah Trump sendiri belum mengumumkan perihal penundaan itu, Menteri Pertanian AS Sonny Perdue pada Senin (9/12) mengatakan bahwa ia percaya akan ada 'kemunduran' pada gelombang tarif baru.

Di sisi lain, Larry Kudlow, kepala Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, pada Selasa (10/12) memperingatkan bahwa kenaikan tarif masih berjalan sesuai rencana untuk saat ini, meskipun ia mengakui adanya progres dalam pembicaraan.

Dihadapkan dengan berbagai laporan terkait tarif tersebut, investor mulai curiga bahwa meskipun tarif yang mulai diberlakukan pada Minggu ditunda, perlu waktu hingga tahun 2020 sebelum pemerintah AS dan China dapat menyepakati kesepakatan awal untuk menghentikan perang perdagangan mereka.

"Setiap hari kita mendapat sedikit dorongan. Kita hanya tidak tahu siapa yang harus dipercaya, apakah komentar ini memiliki dasar dalam kenyataan atau apakah sekadar taktik negosiasi,” ujar Rob Carnell, kepala ekonom Asia Pasifik di ING, Singapura.

Sementara itu, ada sedikit kabar baik dari investor tentang ekonomi China. Pinjaman bank baru dilaporkan rebound lebih dari yang diperkirakan pada bulan November, tanda dari efek pemotongan suku bunga pinjaman baru-baru ini.

Fokus investor kini tertuju pada hasil pertemuan kebijakan Federal Reserve AS, pemilihan umum di Inggris, dan pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB).

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya dalam pertemuan yang berakhir Rabu (11/12) waktu setempat. Investor juga memantau apakah bank sentral AS ini akan mengubah pandangannya tentang ekonomi dan proyeksi pertumbuhan 2 persen untuk 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper