Bisnis.com, JAKARTA—Dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi mengenai pasar modal syariah, Bursa Efek Indonesia mengadakan Sharia Investment Week 2019 pada 21—23 November 2019.
Direktur Utama BEI Inarno Djadjadi menyampaikan bahwa penyelenggaraan acara SIW 2019 ini bisa menjadi gerbang pembuka bagi investor saham syariah, baik pemula maupun investor aktif, untuk lebih memahami dinamika pasar modal syariah.
“Sampai saat ini, perkembangan industri pasar modal syariah terus berjalan, searah dengan pemerintah yang memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai Pusat Ekonomi Islam,” kata Inarno dalam kata sambutannya, Kamis (21/11/2019).
Adapun, saat ini tercatat jumlah investor di pasar modal syariah telah meningkat 41 persen menjadi 62.840 investor.
Para pemangku kepentingan pasar modal syariah berfoto di sela pembukaan Sharia Investment Week 2019 pada 21—23 November 2019./Bisnis-Dwi Nicken Tari
Per Oktober 2019, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) terpantau tumbuh 51 persen sejak diluncurkan pada 2011, yang dalam indeks tersebut terdapat 413 saham syariah. Kelompok saham syariah tersebut memiliki porsi sebesar 63 persen dari total saham yang tercatat di BEI.
Baca Juga
Hoesen, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, menambahkan bahwa dalam beberapa bulan terakhir ini pihaknya beserta Self-Regulatory Organization (SRO) telah semakin giat meningkatkan sisi penawaran produk syariah di pasar modal.
Terbaru, OJK menerbitkan aturan POJK No.22/POJK.04 Tahun 2019 tentang transaksi efek. Dalam aturan tersebut secara eksplisit menyebut wakaf sebagai salah satu transaksi efek selain jual beli, hibah, waris, dsb.
“Dalam beberapa bulan terakhir, OJK dan SRO serta Baznas, Badan Wakaf Indonesia, dan pelaku pasar modal mengembangkan filantropi Islam seperti di wakaf saham, zakat saham, dsb” ujar Hoesen.