Bisnis.com, JAKARTA - Kurs rupiah menyentuh posisi Rp13.992 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Rabu (6/11/2019).
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp13.992 per dolar AS, menguat 39 poin atau 0,27 persen dari posisi Rp14.031 pada Selasa (5/11/2019).
Sebaliknya, berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 26 poin atau 0,19 persen ke level Rp13.995 per dolar AS pada pukul 10.06 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa (5/11), rupiah ditutup di level Rp13.969 per dolar AS dengan apresiasi sebesar 45 poin atau 0,32 persen di pasar spot, penguatan hari perdagangan ketiga berturut-turut.
Rupiah mulai tergelincir dari penguatannya dengan dibuka terdepresiasi 21 poin atau 0,15 persen di level 13.990 pada Rabu (6/11). Sepanjang perdagangan pagi ini, nilai tukar rupiah bergerak di level 13.985-13.995 per dolar AS.
Adapun indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang melacak pergerakan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau turun 0,097 poin atau 0,10 persen ke level 97,886 pada pukul 10.02 WIB.
Baca Juga
Pada perdagangan Selasa (5/11), indeks dolar AS ditutup di posisi 97,983 dengan penguatan 0,478 poin atau 0,49 persen, kenaikan hari perdagangan kedua berturut-turut.
Dilansir dari Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah untuk pertama kalinya dalam empat hari perdagangan akibat tertekan oleh penguatan dolar AS pada perdagangan Selasa (5/11).
Sementara itu, indeks yang mengukur volatilitas rupiah meningkat di tengah ketidakpastian tentang hasil perundingan perdagangan AS-China.
Pada Selasa (5/11), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal III/2019 sebesar 5,02 persen secara tahunan. Pertumbuhan ekonomi secara kuartalan masih tumbuh 3,06 persen. Adapun secara kumulatif masih tumbuh 5,04 persen.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2019 ini sebesar 5,02 persen (yoy) membuka peluang bagi pelonggaran kebijakan moneter berikutnya.
Menurutnya, hal ini seiring dengan pelonggaran kebijakan melalui pemangkasan suku bunga The Fed akhir Oktober 2019, peluang BI pada kuartal IV/2019 ini masih bisa memangkas 25 basis poin menjadi 4,75 persen (yoy).
Sampai akhir 2019, secara kumulatif Andry memprakirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,06 persen (yoy). Prediksi ini sudah mempertimbangkan risiko eksternal termasuk melambatnya pertumbuhan ekonomi global, perang dagang, dan tensi geopolitik.
"Meski demikian pertumbuhan ini kumulatif masih lebih rendah dari 2018 sebesar 5,17 persen," tuturnya dalam siaran pers.
Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor/Rupiah) | |
---|---|
Tanggal | Kurs |
6 November | 13.992 |
5 November | 14.031 |
4 November | 14.002 |
1 November | 14.066 |
31 Oktober | 14.008 |
Sumber: Bank Indonesia