Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah semakin memperlihatkan keperkasaannya di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan hari ini, Kamis (24/10/2019), menjelang pengumuman keputusan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI).
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 32 poin atau 0,23 persen ke level Rp14.000 per dolar AS pada pukul 08.05 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Rabu (23/10) rupiah ditutup di level Rp14.032 per dolar AS dengan apresiasi sebesar 9 poin atau 0,06 persen, penguatan hari perdagangan kelima berturut-turut sejak Kamis (17/10/2019).
Apresiasi mata uang Garuda pada Kamis (24/10) mulai berlanjut dengan dibuka menguat 22 poin atau 0,16 persen di level Rp14.010 per dolar AS.
Kepastian susunan Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dinilai membantu rupiah melanjutkan penguatan beruntunnya terhadap dolar AS selama beberapa hari terakhir.
Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa sentimen susunan kabinet Presiden Joko Widodo untuk periode kedua masih menopang penguatan rupiah.
Baca Juga
Respons pasar terhadap susunan menteri tersebut cukup positif dan menimbulkan optimisme terhadap 5 tahun ke depan. Namun Ariston juga mengingatkan bahwa penguatan nilai tukar rupiah masih akan bergantung kepada data ekonomi Indonesia setelah Kabinet Indonesia Maju bekerja.
Senada, Eugene Leow, fixed-income strategist di DBS Bank, berpendapat investor menyambut baik penunjukan Kabinet Indonesia Maju Presiden Jokowi.
“Hilangnya setiap risiko dan ketidakpastian domestik akan membantu pasar utang,” tambah Leow, seperti dikutip dari Bloomberg.
Fokus pasar kini tertuju pada hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang diprediksi akan kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.
Menurut 23 dari 30 ekonomi dalam survei Bloomberg, BI diperkirakan akan memangkas suku bunga acuan BI 7-DRRR sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen.
“Sejauh ini setiap BI memangkas, hasilnya rupiah bergerak menguat,” papar Ariston.
Oleh karena itu, Ariston memprediksi rupiah berpotensi untuk melanjutkan penguatan dengan bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.100 per dolar AS.
Seiring dengan pergerakan rupiah, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama terpantau turun tipis 0,010 poin atau 0,01 persen ke level 97,481 pada pukul 07.56 WIB.
Sebelumnya, indeks dolar AS dibuka di posisi 97,459, setelah pada perdagangan Rabu (23/10) ditutup terkoreksi 0,035 poin atau 0,04 persen di posisi 97,491.