Bisnis.com, JAKARTA – Indeks dolar Amerika Serikat (AS) terpantau melanjutkan penguatannya pada perdagangan pagi ini, Rabu (23/10/2019), di tengah pelemahan nilai tukar pound sterling Inggris akibat terbebani ketidakpastian mengenai Brexit.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, naik tipis 0,061 poin atau 0,06 persen ke level 97,587 pada pukul 10.13 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa (22/10), indeks dolar AS ditutup di posisi 97,526 dengan penguatan 0,198 poin atau 0,20 persen, kenaikan hari kedua berturut-turut.
Sementara itu, nilai tukar pound sterling terhadap dolar AS melemah 0,18 persen ke level US$1.2849 pada pukul 10.24 WIB, setelah melemah 0,68 persen dan ditutup di level 1,2872 pada Selasa (22/10).
Dilansir dari Reuters, nilai tukar pound sterling melemah setelah para pembuat kebijakan di Parlemen Inggris menolak usulan pemerintahan Perdana Menteri Boris Johnson terkait jadwal untuk mempercepat legislasi kesepakatan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).
Hal ini meningkatkan spekulasi bahwa Inggris tidak akan dapat menuntaskan proses Brexit dengan batas waktu 31 Oktober yang ditetapkan Boris Johnson.
Baca Juga
Pada Selasa (22/10) waktu setempat, anggota parlemen Inggris memberikan mayoritas suaranya untuk mendukung rencana Brexit oleh Johnson. Meski demikian, mayoritas suara di parlemen kemudian menentang jadwal Johnson untuk menyelesaikan proses legislasinya dalam tiga hari.
Kini segalanya tergantung pada Uni Eropa (UE) untuk memutuskan apakah akan memperpanjang batas waktu Brexit pada 31 Oktober, meskipun ada harapan bahwa Inggris dapat menghindari skenario terburuk dari meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan (no deal Brexit).
Dengan tiadanya jadwal rilis data ekonomi di Asia pada hari ini, para pedagang akan mencermati apakah Inggris akan mengadakan pemilihan umum untuk memecahkan kebuntuan.
“Nilai tukar pound sterling akan menyesuaikan pergerakannya dalam kisaran sempit untuk saat ini,” ujar Junichi Ishikawa, pakar strategi valuta asing senior di IG Securities, Tokyo.
“Risiko Brexit tanpa kesepakatan telah surut, tetapi masih ada ketidakpastian politik,” tambahnya.
Di sisi lain, investor juga mengamati dengan cermat tanda-tanda mencairnya perang dagang AS-China, yang telah membayangi pasar keuangan dan pertumbuhan ekonomi global selama lebih dari satu tahun terakhir.
Pemerintah AS dan China dikabarkan sedang berupaya untuk memfinalkan tahap pertama dari perjanjian perdagangan sebelum KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Chili pada pertengahan November.
Posisi indeks dolar AS | |
---|---|
Tanggal | Posisi |
23/10/2019 (Pk. 10.13 WIB) | 97,587 (+0,06 persen) |
22/10/2019
| 97,526 (+0,20 persen) |
21/10/2019
| 97,328 (+0,05 persen) |
Sumber: Bloomberg