Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Volume Penjualan HM Sampoerna Turun 5,7 Persen pada Kuartal III/2019

Penurunan volume penjualan membuat market share PT HM Sampoerna Tbk. turut menciut.
Penjual melayani pembeli rokok di Jakarta, Rabu (19/9/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja
Penjual melayani pembeli rokok di Jakarta, Rabu (19/9/2018)./ANTARA-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA -- Volume penjualan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) tercatat terpangkas 5,7 persen pada kuartal III/2019.

Adapun sepanjang Januari-September 2019, volume penjualannya mengalami penurunan 3,2 persen.

Berdasarkan laporan Philip Morris International Inc. yang dirilis pada Kamis (17/10/2019), volume penjualan perusahaan rokok itu mencapai 25 miliar batang pada kuartal III/2019. Angka ini menyusut 5,7 persen dibandingkan volume penjualan kuartal III/2018, yang sebanyak 26,5 miliar batang.

Penurunan volume penjualan HMSP lebih dalam dari rata-rata industri. Volume penjualan rata-rata industri turun 1,6 persen, dari 80,30 miliar batang pada kuartal III/2018 menjadi 79 miliar batang pada kuartal III/2019.

Dengan demikian, market share HMSP menciut menjadi 31,7 persen pada kuartal III/2019, dari sebesar 33 persen pada kuartal III/2018.

Secara keseluruhan, sepanjang Januari-September 2019, HMSP mencatatkan volume penjualan sebesar 72,1 miliar batang atau turun 3,2 persen ari volume penjualan pada periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 74,5 miliar batang.

Penurunan ini berlangsung di tengah kenaikan volume penjualan rata-rata industri. Volume penjualan rata-rata industri mencapai 226,3 miliar batang, naik 0,7 persen dari periode yang sama tahun lalu, yang sebesar 224,8 miliar batang.

Adapun pertumbuhan volume penjualan rata-rata industri terjadi lantaran tidak ada kenaikan pajak cukai pada 2019. 

Dalam laporannya, Philip Morris menjelaskan turunnya volume penjualan mencerminkan pangsa pasar yang lebih rendah. Sepanjang Januari-September 2019, pangsa pasar HMSP menyusut menjadi 31,9 persen dibandingkan posisi pada periode yang sama tahun lalu, yang sebesar 33,1 persen.

Volume penjualan Sampoerna A yang turun mencerminkan dampak kenaikan harga eceran yang mengakibatkan kesenjangan harga yang melebar dengan produk pesaing. Sementara itu, volume penjualan Dji Sam Soe meningkat didorong oleh kinerja yang kuat dari varian DSS Magnum Mild 16 dan pengenalan atas varian 20s dan 50s.

"[Volume penjualan] Indonesia turun 5,7 persen mencerminkan pangsa pasar yang lebih rendah, terutama karena kesenjangan harga yang melebar antara Sampoerna A dan merek kompetitif menyusul kenaikan harga pada Oktober 2018, serta total pasar yang lebih rendah," terang manajemen dalam laporannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper