Bisnis.com, JAKARTA - PT Unilever Indonesia Tbk. hari ini telah merilis laporan keuangan per 30 September 2019. Hasilnya, penjualan tumbuh 2,63 persen, tetapi labanya justru tertekan 24,37 persen secara tahunan.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, emiten bersandi saham UNVR itu membukukan penjualan bersih sebesar Rp32,36 triliun. Perolehan itu tumbuh 2,63 persen dibandingkan dengan penjualan hingga kuartal III/2018 sebesar Rp31,53 triliun.
Pertumbuhan penjualan ditopang dari segmen home and personal care yang tumbuh 4,46 persen secara tahunan. Penjualan di segmen itu mencapai Rp22,35 triliun atau berkontribusi 69,05 persen terhadap total penjualan.
Sementara itu, segmen foods and refreshement turun 1,23 persen menjadi Rp10,02 triliun. Segmen ini berkontribusi 30,95 persen terhadap total penjualan.
Perseroan mampu menjaga kenaikan harga pokok penjualan di level 1,35 persen menjadi Rp15,92 triliun, sedangkan biaya pemasaran tumbuh 2,94 persen secara tahunan menjadi Rp6,10 triliun. Adapun, biaya keuangan naik mencapai 7,67 persen menjadi Rp169,33 miliar.
Dari itu, perseroan membukukan laba sebesar Rp5,51 triliun hingga kuartal III/2019. Perolehan laba pada periode itu turun 24,37% dibandingkan dengan laba di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp7,29 triliun.
Baca Juga
Perseroan memiliki jumlah aset sebesar Rp20,81 triliun per 30 September 2019, naik 2,36 persen dari jumlah aset per 31 Desember 2018 sebesar Rp20,33 triliun. Adapun, jumlah liabilitas seebsar Rp13,93 triliun dan ekuitas sebesar Rp6,89 triliun.
Pada penutupan perdagangan Kamis (17/10/2019), saham UNVR berakhir melemah 1,86 persen ke level Rp44.750. Di posisi itu, saham UNVR turun 850 poin dibandingkan dengan harga penutupan perdagangan hari sebelumnya.