Bisnis.com, JAKARTA – Kendati harga broiler cenderung stagnan dan pembangunan pabrik pakan molor, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. masih optimistis dapat mencapai target pertumbuhan pendapatan pada 2019 sebesar 10%.
Presiden Direktur Charoen Pokphand Indonesia Tjiu Thomas Effendy mengatakan perseroan belum merevisi target kenaikan pendapatan pada tahun ini. Emiten berkode saham CPIN itu membidik pertumbuhan 10% dari raihan penjualan bersih Rp53,95 triliun pada 2018. Dengan demikian, CPIN membidik penjualan bersih Rp59,34 triliun pada 2019.
“Sampai saat ini kami masih optimistis pendapatan bisa tumbuh 10% dibandingkan dengan tahun lalu. Kami belum ada perubahan target,” katanya kepada Bisnis di Ancol, Jakarta pada Rabu (16/10/2019).
Menurutnya, belum ada urgensi yang dapat mendorong perseroan merevisi target tersebut. Apalagi, pada 6 bulan pertama tahun ini, penjualan CPIN mampu tumbuh 15,46% secara tahunan menjadi Rp29,57 triliun.
Proyeksi Kinerja PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (Rp Triliun) | |||
---|---|---|---|
Indikator | 2018 | 2019 | 2020 |
Pendapatan | 53,95 | 57,64 | 62,76 |
Operating Profit | 6,48 | 4,99 | 5,7 |
Laba Bersih | 4,55 | 3,49 | 4,08 |
Belanja Modal | 1,53 | 1,82 | 1,82 |
Arus Kas Bebas | 3,49 | 6,28 | 2,6 |
Sumber: Konsensus analis Bloomberg, per 17 Oktober 2019.
Thomas meyakini apabila penjualan pada kuartal III/2019 masih cenderung aman. Baik itu segmen broiler maupun segmen pakan ternak.
Baca Juga
“Kuartal IV/2019 kemungkinan akan bagus karena biasanya harga naik. Meskipun perayaan Natal tidak setinggi kontribusi pada saat Lebaran tapi selalu ada peningkatan setiap tahunnya dan lebih bagus dari bulan-bulan biasa,” imbuhnya.
Selain itu, Thomas juga mengungkapkan target pengoperasian pabrik pakan baru sedikit terlambat. Pada awal tahun perseroan menargetkan ada dua pabrik pakan yang dapat beroperasi di Semarang dan Padang pada kuartal III/2019.
Namun sampai dengan saat ini, hanya pabrik pakan di Semarang yang dapat mulai beroperasi. Thomas mengatakan pabrik pakan di Padang masih perlu penyesuaian.
CPIN mengalokasikan dana sebesar Rp1,25 triliun untuk pembangunan dua fasilitas pabrik pakan di Semarang dan Padang.
Dengan beroperasinya kedua pabrik anyar, perusahaan peternakan terintegrasi itu akan mendapatkan tambahan kapasitas pabrik pakan 1,5 juta ton. Total kapasitas pabrik pakan CPIN menjadi 7 juta ton.
Selain itu, kapasitas penyimpanan jagung atau silo juga akan bertambah dari semula 370.000 ton menjadi dua kali lipatnya yaitu 740.000 ton pada akhir tahun.
Sementara itu, Analis PT Kresna Sekuritas Timothy Gracianov menilai akan sulit bagi emiten unggas itu memenuhi target pertumbuhan 10%. Pasalnya, target penambahan kapasitas pabrik pakan molor.
"Tahun ini sepertinya sulit untuk tumbuh 10%, perkiraan kami hanya sebatas 6%-7%,” katanya kepada Bisnis.
Menurutnya, perseroan harus bisa menyelesaikan tambahan dua pabrik pakan ternak untuk bisa meraih target itu.
“Kalau kami hitung dengan tambahan kapasitas menjadi 6,5 juta ton - 7 juta ton dari 5,5 juta ton, kami perkirakan pada 2020 pendapatan mungkin tumbuh 10% dan itu masih realistis. Terkecuali ya terjadi keterlambatan penyelesaian,” katanya.
Timothy menambahkan bila segmen pakan ternak masih mendominasi pendapatan perusahaan sekitar 48% tahun ini.
Lebih lanjut, Timothy menuturkan agar perseroan mewaspadai harga jagung yang dapat mendadak naik apabila tidak ada panen signifikan pada kuartal IV. Pasalnya, panen raya jagung terjadi hampir 7-8 bulan lalu, maka margin segmen pakan ternak dapat terkikis.
“Sementara segmen broiler kami prediksi harganya akan lebih baik sebagai dampak kebijakan sementara yang dieksekusi pemerintah,” imbuhnya.
Timothy merekomendasikan tahan CPIN dengan target harga Rp5.300 per saham.
Daam risetnya, analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia Illona Freddy merekomendasikan jual CPIN. Pasalnya penjualan segmen pakan berkorelasi dengan 95% penjualan segmen broiler dan 94% segmen day old chicken (DOC).
“Kami yakin kondisi oversupplay di pasar domestik akan memengaruhi semua segmen bahkan menurunkan harga broiler dan DOC. Belum lagi kemungkinan kenaikan harga jagung dan bungkil kedelai dapat menekan marjin,” katanya.
Sementara faktor eksternal seperti kekalahan Indonesia terhadap Brazil di WTO untuk pembukaan impor ayam juga akan memengaruhi kondisi pasar domestik.
Sementara itu, analis Ciptadana Sekuritas Asia Fahressi Fahalmesta merekomendasikan tahan untuk CPIN dengan target Rp5.000. Menurutnya, tahun ini tidak ada pendorong yang bisa meningkatkan kinerja perseroan.
Pasalnya, segmen pakan tidak lagi menarik sebab jagung sebagai bahan utama pakan stabil sedangkan bungkil kedelai sedang turun harganya.
Rekomendasi Analis untuk Saham CPIN | ||
---|---|---|
Sekuritas | Rekomendasi | Target Harga (Rp) |
Danareksa | sell | 4.700 |
UOB Kay Hian | hold | 5.030 |
Kresna Securities | hold | 5.300 |
Korea Investment & Securities | sell | 4.100 |
RHB Research | neutral | 4.900 |
Ciptadana Sekuritas | hold | 5.000 |
PT Reliance Securities | hold | 4.600 |
DBS Bank | fully valued | 4.500 |
Sumber: Bloomberg, per 17 Oktober 2019.