Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah terus turun pada akhir perdagangan Selasa (15/10/2019), di tengah lesunya prospek pertumbuhan global dan pasokan minyak mentah yang melimpah di Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November 2019 ditutup melemah 78 sen di level US$52,81 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun minyak Brent untuk kontrak Desember 2019 turun 61 sen dan berakhir di level US$58,74 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$5,86 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Harapan untuk penyelesaian sejumlah isu utama dalam konflik perdagangan AS-China memudar sekaligus memperburuk prospek bangkitnya permintaan energi. Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan global 2019 untuk kelima kalinya.
IMF melaporkan dalam Outlook Ekonomi Dunia terbaru bahwa pertumbuhan PDB 2019 diperkirakan sebesar 3,0 persen atau turun dari 3,2 persen yang diperkirakan pada Juli. Penyebabnya sebagian besar karena meningkatnya dampak dari gesekan perdagangan global.
"Masih ada pembicaraan perdagangan AS-China dan kekhawatiran permintaan yang membebani pasar,” ujar Michael Hiley, kepala perdagangan energi OTC dengan LPS Partners.
Baca Juga
Pemerintah China menginginkan pengurangan tarif dalam perang dagangnya dengan AS sebelum dapat menyetujui untuk membeli sebanyak produk-produk pertanian AS senilai US$50 miliar. Hal ini diklaim oleh Presiden Donald Trump sebagai bagian dari kesepakatan awal, menurut sumber terkait.
Selain perang perdagangan AS-China, investor juga fokus pada peningkatan pasokan minyak mentah di AS. Menurut Energy Information Administration (EIA), produksi minyak mentah di sejumlah titik minyak shale utama di AS naik 58.000 barel per hari menjadi 8,97 juta barel per hari pada November.
Sementara itu, persediaan minyak mentah di AS kemungkinan meningkat selama lima pekan berturut-turut. Ini akan menjadi kenaikan terpanjang sejak Februari. Analis dalam survei Bloomberg melihat peningkatan stok sebesar 3 juta barel.
“Pasar memiliki banyak pasokan dalam jangka pendek. Investor memperkirakan peningkatan besar dalam pasokan pekan ini karena operasi kilang sangat rendah,” ujar Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group Inc.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak November 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
15/10/2019 | 52,81 | -0,78 poin |
14/10/2019 | 53,59 | -1,11 poin |
11/10/2019 | 54,70 | +1,15 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Desember 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
15/10/2019 | 58,74 | -0,61 sen |
14/10/2019 | 59,35 | -1,16 poin |
11/10/2019 | 60,51 | +1,41 poin |
Sumber: Bloomberg