Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) memperpanjang rangkaian penurunan beruntunnya pada akhir perdagangan Kamis (3/10/2019). Hal itu terjadi meskipun investor meningkatkan pertaruhan soal pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve guna menyokong ekonomi.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak November 2019 ditutup turun 19 sen di level US$52,45 per barel di New York Mercantile Exchange (lihat tabel).
Sebaliknya, minyak Brent untuk kontrak Desember 2019 mampu naik tipis 2 sen dan berakhir di level US$57,71 per barel di ICE Futures Europe Exchange. Minyak acuan global ini diperdagangkan premium sebesar US$5,35 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Minyak WTI ditutup di zona merah untuk sesi perdagangan kedelapan berturut-turut pada Kamis (3/10), rangkaian penurunan terpanjang dalam 10 bulan, dan berada di jalur penurunan mingguan terbesarnya sejak Juli.
Harga minyak acuan AS ini bahkan sempat merosot 3,1 persen setelah indeks aktivitas industri jasa di ekonomi terbesar dunia itu dilaporkan turun.
Namun WTI kemudian mampu mengurangi sebagian besar pelemahannya setelah spekulasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed melonjak.
Baca Juga
“Sentimen pasar bergeser ke keyakinan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada bulan Oktober,” ujar Andy Lipow, Presiden Lipow Oil Associates LLC di Houston.
“Hal ini membawa pemulihan pada pasar minyak dan ekuitas," tambahnya, dilansir dari Bloomberg.
Indeks non-manufaktur Institute for Supply Management (ISM) dilaporkan turun ke level terendah sejak Agustus 2016, sementara data payroll swasta Amerika mengecewakan para analis dan ekonom.
Sentimen bearish lain datang dari laporan pemerintah tentang membengkaknya persediaan minyak mentah AS. Stok minyak AS bertambah untuk pekan ketiga berturut-turut setelah para penyuling memulai maintenance musiman, sehingga mengurangi pemrosesan minyak mentah ke level terendah sejak Maret.
Sementara itu, pemulihan yang cepat oleh pemerintah Arab Saudi dari dampak serangan yang melumpuhkan infrastruktur minyaknya bulan lalu ikut melemahkan harga.
"Dua pekan lalu, ada kesan bahwa kita mungkin akan berperang," tutur Ellen Wald, Presiden Transversal Consulting, sebuah konsultan energi dan geopolitik. "Tapi kesan itu kemudian mereda karena banyak pihak menunjukkan minat lebih besar untuk berdialog.”
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak November 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
3/10/2019 | 52,45 | -0,19 poin |
2/10/2019 | 52,64 | -0,98 poin |
1/10/2019 | 53,62 | -0,45 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak Desember 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
3/10/2019 | 57,71 | +0,02 poin |
2/10/2019 | 57,69 | -1,20 poin |
1/10/2019 | 58,89 | -0,36 poin |
Sumber: Bloomberg