Bisnis.com, JAKARTA -- PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. mencatatkan rugi sebesar Rp37,77 miliar pada semester I/2019, meski pendapatan menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2019, yang dikutip Bisnis pada Kamis (26/9/2019), perseroan mengantongi pendapatan sebesar Rp34,62 miliar pada semester I/2019, naik 1.567,9 persen dari Rp2,07 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sebagian besar pendapatan berasal dari lini bisnis hotel, yakni sebesar Rp33,81 miliar. Pendapatan dari hotel berkontribusi 97,63 persen terhadap total pendapatan.
Sementara itu, bisnis keramik hanya menyumbang Rp811,10 juta atau 2,34 persen terhadap total pendapatan.
Di sisi lain, beban pokok pendapatan tercatat senilai Rp11,74 miliar. Sehingga, laba kotor yang dikantongi perseroan sebesar Rp22,88 miliar pada paruh pertama tahun ini, dari Rp140,764 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, emiten bersandi saham IKAI ini membukukan kenaikan beban administrasi hingga 111,59 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp29,39 miliar, dari sebelumnya Rp13,88 miliar. Perseroan juga memiliki beban keuangan senilai Rp15,56 miliar, jauh di atas periode yang sama tahun sebelumnya, yang hanya Rp1,14 miliar.
Baca Juga
IKAI pun mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp37,77 miliar pada periode Januari-Juni 2019, dari posisi laba sebesar Rp60,02 miliar pada semester I/2018.
Di sisi aset, nilainya juga menyusut dari Rp1,33 triliun per Desember 2018 menjadi Rp1,26 triliun pada Juni 2019. Adapun besaran liabilitas dan ekuitas masing-masing sebesar Rp511,63 miliar dan Rp755,26 miliar.
Sebagai informasi, produsen keramik Essenza ini mulai melakukan diversifikasi bisnis untuk memacu pendapatan. Hal itu juga ditegaskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 29 Mei 2019, yang menyetujui penambahan kegiatan usaha utama perseroan pada bidang akomodasi dan penyediaan makan minum serta real estat.
Pada semester II/2018, perseroan telah mengakuisisi tiga perusahaan properti di bidang perhotelan yakni PT Realindo Sapta Optima yang berlokasi di Ubud, PT Mahkota Artha Mas yang berlokasi di Ubud, dan PT Mahkota Properti Indo Medan yang berlokasi di Medan. Pada tahun ini, perseroan berencana membeli 3-4 hotel dengan nilai investasi sedikitnya Rp500 miliar.
"Perseroan fokus memperbesar bisnis perhotelan pada hotel bintang 3 maupun 4," kata Direktur Utama Intikeramik Alamasri Industri Teuku Johas Raffli, belum lama ini.