Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Masih Berpeluang Menguat  di Tengah Isu Perang Dagang

Harga minyak diproyeksikan melemah pada tahun ini karena perang dagang Amerika Serikat dan China, tetapi ada peluang untuk menguat.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak diproyeksikan melemah pada tahun ini karena perang dagang Amerika Serikat dan China, tetapi ada peluang untuk menguat.

Bank terbesar di Inggris Barclays memproyeksikan, saat harga minyak terperangkap dalam baku tembak di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan, fundamental penawaran-permintaan telah cukup mendukung mendorongnya.

Bank tersebut melihat pertumbuhan produksi minyak AS melambat secara signifikan karena harga komoditas yang lebih rendah diperkirakan akan membebani pengeluaran modal, terutama dari operator yang lebih kecil, dengan fokus terus pada disiplin modal.

"Pasar kemungkinan menaksir terlalu tinggi pertumbuhan serpih AS pada tingkat harga saat ini ... karena operator yang lebih kecil, yang menyumbang sekitar 40% terhadap total produksi AS merasa sulit untuk tumbuh dalam lingkungan harga saat ini," kata Barclays seperti dikutip dari Reuters, Minggu (15/9/2019).

Sementara itu, Barclays menurunkan perkiraan harga minyak mereka karena perang perdagangan AS-China yang meluas. Sebab hal tersebut terus melemahkan kegiatan manufaktur global dan meningkatkan kemungkinan Brexit yang kacau.

Bank investasi itu memperkirakan harga Brent rata-rata berada pada level US$65 per barel pada 2019 dan 2020, turun dari perkiraan sebelumnya US$69 per barel. Sedangkan harga WTI terlihat rata-rata US$58 pada 2019 dan US$60 pada 2020, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar US$61 dan US$62.

"Harga minyak tetap dalam bayang-bayang latar belakang makro global yang bearish," kata bank Inggris pekan lalu, dikutip dari Reuters, Minggu (15/9/2019).

Mereka menambahkan ketegangan perdagangan dan perlambatan manufaktur terus membebani permintaan minyak.

Bank tersebut juga menurunkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak sebesar 200.000 barel per hari (bph) untuk tahun ini menjadi 800.000 bph dan 1,3 juta bph tahun berikutnya.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) ditutup melemah 0,44% atau 0,24 poin ke posisi US$54,85 per barel, sementara harga minyak mentah Brent ditutup melemah 0,26% atau 0,16 poin ke posisi US$60,22 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper