Bisnis.com, JAKARTA--Bahana TCW Investment Management menargetkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) senilai Rp52 triliun hingga akhir tahun.
Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management Edward Lubis mengungkapkan, untuk mencapai target tersebut perseroan akan meluncurkan beberapa produk capital protected fund (reksa dana terproteksi).
Menurutnya, produk reksa dana jenis terproteksi masih menarik bagi investor ritel karena menawarkan arus kas (stream cashflow) rutin setiap 3 bulan.
Selain itu, manajer investasi yang mengelola dana senilai Rp50,3 triliun per 5 September 2019 tersebut juga akan menerbitkan produk reksa dana ETF dan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) menjelang akhir tahun nanti.
“Target kami sekitar Rp1,5 triliun — Rp2 triliun lagi tambahan untuk dana kelolaan. Jadi, akhir tahun [AUM] bisa sampai Rp52 triliun,” katanya di Jakarta, baru-baru ini.
Adapun, sejauh ini produk reksa dana pendapatan tetap diklaim menjadi kontributor utama terhadap AUM perseroan. Edward menyebut tahun ini “agak unik” karena kinerja saham masih single digit di bawah 5%.
Baca Juga
Sementara dari sisi pasar obligasi, dengan masuknya aliran modal asing (capital foreign inflow) hampir US$8 miliar ke obligasi Pemerintah dan pemangkasan suku bunga, produk reksa dana pendapatan tetap pun jadi lebih menarik.
“Kami masih melihat, ke depan [produk] yang menarik dari fixed income. Saham oke, tapi untuk jangka menengah. Pasar uang juga menarik, untuk invsetor yang belum punya ide bisa masuk pasar uang dulu,” jelasnya.
Terbaru, PT Bahana TCW Investment Management meluncurkan instrumen efek beragun aset (EBA) pertamanya dengan total dana kelolaan investasi senilai total Rp1,3 triliun.
Adapun, instumen berbentuk kontrak investasi kolektif (KIK) ini mengagunkan aset portofolio yang terdiri dari surat berharga atas kumpulan Tagihan Kredit Pensiunan Aparatur Sipil Negara yang dialihkan sebagian, dengan PT Bank Bukopin Tbk. sebagai penerbitnya.