Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten obat-obatan herbal, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. sedang menjajaki peluang untuk membangun pabrik baru pada semester II/2019.
Semester I/2019, Sido Muncul sudah menyerap belanja modal sebesar Rp77 miliar. Saat ini, perseroan berkode saham SIDO itu masih mengantongi belanja modal Rp73 miliar dari alokasi Rp150 miliar pada 2019.
Anggaran belanja modal SIDO pada 2019 lebih rendah dari pagu Rp300 miliar pada 2018. Adapun realisasi belanja modal SIDO pada semester I/2018 tercatat sebesar Rp163,3 miliar.
Direktur Utama Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul David Hidayat mengatakan belanja modal yang diserap pada paruh pertama 2019 dikucurkan untuk pemeliharaan mesin dan proyek berkelanjutan dari 2018.
Proyek tersebut ialah pembangunan fasilitas produksi berupa pabrik herbal Cairan Obat Dalam (COD) II dan mempersiapkan produk herbal dalam bentuk soft gel. Pabrik soft gel diproyeksi segera rampung, sedangkan pabrik supplement akan mulai produksi pada November 2019.
“COD II dan mesin pengemasan kemungkinan akan selesai pada 2019,” katanya, baru-baru ini.
Baca Juga
Dengan kedua proyek yang hampir selesai, SIDO bersiap untuk melakukan ekspansi selanjutnya dengan pembangunan pabrik baru dan pengembangan produk anyar. David mengatakan peluang itu kini terbuka lebar mengingat proyek berkelanjutan sudah hampir rampung.
“Mengenai ekspansi pabrik memang ada beberapa tapi belum bisa dijelaskan secara mendetil karena sedang kami pelajari,” sebutnya.
Tambah Kapasitas
Sementara itu, Direktur Sido Muncul Leonard mengatakan entitas anak PT Berlico Mulia Farma yang memproduksi obat-obatan farmasi berencana menambah kapasitas produksi. Berlico diakusisi oleh SIDO pada 2014 dengan nilai sebesar Rp125 miliar.
“Berlico kapasitas produksinya sudah sampai 90% kami juga mau itu tumbuh lebih besar. Di samping itu pabrik sekarang dekat dengan perumahan, bisa jadi ada pabrik baru atau mungkin penambahan yang eksisting. Semua masih kami kaji,” katanya.
Pada semester I/2019, SIDO membukukan pendapatan sebesar Rp1,41 triliun naik 11% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,27 triliun. Selain itu, laba bersih perseroan juga meningkat 28% atau menjadi Rp374 miliar dari raihan Rp292 miliar pada semester I/2018.