1. Penjualan Mobil Astra International (ASII) Tumbuh 67,13 Persen pada Juli 2019
Penjualan mobil PT Astra International Tbk. pada Juli 2019 tercatat tumbuh 67,13 persen dibandingkan dengan kinerja penjualan mobil pada Juni 2019.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), pada Juli 2019 penjualan mobil emiten berkode saham ASII tersebut tercatat sebanyak 44.357 unit, baca selengkapnya di sini
2. Italia Krisis Politik, Bursa Eropa Tersungkur ke Zona Negatif
Setelah mencatat kenaikan kuat dua hari perdagangan berturut-turut sebelumnya, bursa Eropa berakhir di zona merah pada perdagangan Selasa (20/8/2019) seiring dengan meredanya ekspektasi stimulus dan investor menantikan lebih banyak petunjuk dari bank-bank sentral.
Berdasarkan data Reuters, indeks Stoxx 600 Eropa yang sempat menguat pada awal perdagangan berbalik ke zona merah dan ditutup melemah 0,7 persen. Baca selengkapnya di sini
3. Tanggapi Rencana Pindah Ibu Kota, WIKA Beton Siapkan Pabrik 26 Hektare di Kaltim
PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) tengah menyiapkan pabrik di Kalimantan Timur seluas 26 hektare. Rencana ini menyusul munculnya rencana pemerintah memindahkan ibu kota ke Kalimantan.
Direktur Keuangan Wijaya Karya Beton Imam Sudiyono mengatakan, selain rencana pembangunan pabrik tersebut, perusahaan berkode WTON itu juga akan menambah kapasitas produksi di lokasi tersebut. Baca selengkapnya di sini
4. Ini Strategi Kalbe Farma (KLBF) untuk Jaga Margin Laba
PT Kalbe Farma Tbk. menaikkan harga jual untuk beberapa produk di segmen obat bebas hingga 5% untuk menjaga margin laba perseroan.
Direktur Kalbe Farma Bernadus Karmin Winata mengatakan, perseroan melakukan penyesuaian harga penjualan untuk obat batuk maksimal 5%. Baca selengkapnya di sini
5. Indika Energy (INDY) Gelontorkan US$215 Juta untuk Partial Redemption Obligasi
PT Indika Energy Tbk. melalui anak usahanya Indo Energy Finance II B.V. membeli kembali sebagian surat utang senilai US$215 juta.
Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Rabu (21/8/2019), Sekretaris Perusahaan Indika Energy Adi Pranomo melaporkan anak usaha tersebut menerbitkan surat utang senilai US$500 juta pada 2013. Surat utang tersebut akan jatuh tempo pada 2023. Baca selengkapnya di sini