Bisnis.com, JAKARTA - PT Delta Djakarta Tbk. melakukan penyesuaian harga jual produk minuman beralkohol untuk menjaga raihan margin laba pada semester I/2019.
Direktur Independen Delta Djakarta Ronny Titiheruw mengatakan, kinerja yang tertekan sepanjang semester I/2019 sejalan dengan banyaknya regulasi yang mempersempit ruang gerak perseroan. Yang terbaru, perusahaan minuman beralkohol ini terbebani kenaikan cukai untuk produk minuman beralkohol yang efektif per 1 Januari 2019.
Produsen Anker Bir ini membukukan penjualan bersih senilai Rp388,56 miliar atau turun 0,24% secara tahunan pada semester I/2019. Penjualan berasal dari pasar domestik yang turun 0,21% menjadi Rp437,94 miliar.
Begitu pula penjualan pasar ekspor turun 60,11% secara tahunan menjadi Rp733,41 juta pada periode tersebut. Emiten berkode saham DLTA ini menekan potongan penjualan sebesar 2,13% secara tahunan menjadi Rp50,12 miliar.
Dengan demikian, perseroan mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp141,55 miliar atau turun 0,77% secara tahunan pada semester I/2019. Meski penjualan dan laba bersihnya turun tipis, perseroan mampu menjaga margin laba bersih di level 36%.
Guna menjaga margin laba, emiten dengan kode saham DLTA ini melakukan penyesuaian harga jual di tingkat retail sekitar 7% sepanjang semester I/2019. Untuk semester II/2019, perseroan menyatakan belum melakukan penyesuaian harga jual.
Baca Juga
Dia mengatakan, kenaikan cukai membuat harga produk semakin tinggi sehingga menekan daya beli konsumen. "Regulasi dan daya beli masih menjadi faktor utama tekanan di industri bir," katanya pada Kamis (15/8/2019).
Lebih lanjut, perseroan berharap dapat mengejar target pertumbuhan penjualan maupun laba bersih sekitar 7%-8% pada semester II/2019. Ronny memperkirakan, penjualan di semester II/2019 bakal lebih baik dibandingkan semester I/2019.
Optimisme ini seiring dengan penyelenggaran Pemilu yang telah selesai. Setelah wait and see pada semester I/2019, perusahaan mulai berinvestasi sehingga pasar lebih bergairah.
Di samping itu, permintaan akan meningkat menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Guna mencapai kinerja yang bertumbuh, DLTA terus memperluas pasar dan fokus ke daerah wisata.
"Kami tetap optimis untuk push di [pertumbuhan ] 7%-8%," imbuhnya.