Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif AS Ditunda, Emas Konsolidasi Setelah Capai Level Tertinggi

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (14/8/2019) pukul 12.00 WIB, harga emas di pasar spot turun drastis kembali ke level US$1.499,04 per troy ounce, melemah 0,16%.
Emas comex/Reuters
Emas comex/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas jatuh dari level tertingginya dalam 6 tahun akibat Presiden Amerika Serikat Donald Trump menunda pengenaan beberapa tarif impor China yang sebelumnya akan berlaku pada 1 September 2019. Sentimen itu mengurangi permintaan aset investasi aman.

Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (14/8/2019) pukul 12.00 WIB, harga emas di pasar spot turun drastis kembali ke level US$1.499,04 per troy ounce, melemah 0,16%. Sementara itu, harga emas berjangka untuk kontrak Desember 2019 di bursa Comex bergerak melemah 0,41% menjadi US$1.507,9 per troy ounce.

Ahli Strategi Pasar RJO Futures Chicago Bob Haberkorn mengatakan bahwa situasi pasar berubah cukup cepat pada perdagangan kali ini dan telah mengubah gambaran pasar secara keseluruhan.

Presiden AS Donald Trump menunda beberapa tarif impor terhadap produk China, menandakan bahwa sikap AS telah cenderung melunak sehingga membantu meredakan kekhawatiran investor terhadap eskalasi perdagangan antara AS dan China yang akan menurunkan pertumbuhan ekonomi global.

“Fakta bahwa ada pembicaraan tingkat tinggi dan bahwa mereka menunda tarif yang jauh menunjukkan sedikit cahaya di ujung terowongan,” ujar Haberkorn seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (14/8/2019).

Analis PT Maxco Futurs Suluh Adil Wicaksono mengatakan bahwa pergerakan emas sesungguhnya hanya memasuki masa konsolidasi setelah menyentuh level tertinggi sejak 2013.

“Emas masih akan memiliki posisi, ini hanya untuk merespon fundamental untuk koreksi terbatas,” ujar Suluh kepada Bisnis.com, Rabu (14/8/2019).

Data CPI AS yang dirilis positif pada Selasa (13/8), memberikan sinyal pada investor untuk kembali mengumpulkan dolar AS sehingga membuat emas terkoreksi. Berdasarkan data Pemerintah AS, CPI AS periode Juli berhasil tumbuh 0,3%, lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraaan pasar yang hanya akan tumbuh 0,2%.

Tercatat, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak menguat di level 97,813.

Namun demikian, dia menilai pasar tidak akan merespons data ekonomi cukup lama dan akan kembali menanti data ekonomi lainnya atau perkembangan kesepakatan perdagangan AS dan China.

Puncaknya, pasar juga akan menanti hasil pertemuan The Fed pada bulan ini yang diproyeksikan kembali melakukan pemangkasan suku bunga menyusul perlambatan ekonomi global yang memicu adanya ancaman resesi global.

Respon pasar terhadap sentimen ini, dinilai Suluh hanya akan berlangsung selama 2 pekan dan kemudian emas akan mendapatkan kilaunya kembali.

Oleh karena itu, dia optimistis bahwa emas tidak akan meninggalkan level psikologisnya di US$1.500 per troy ounce.

Turunnya emas, lanjut dia, justru bisa dimanfaatkan oleh investor untuk membeli emas sebelum akhirnya harga akan kembali naik.

Sebelumnya, Suluh sudah memperkirakan bahwa tingginya harga emas dalam beberapa perdagangan terakhir jika terkoreksi maka logam mulia akan turun sangat tajam.

“Iya, turun seperti tidak pakai parasut,” papar Suluh.

Emas masih akan mengejar level psikologis berikutnya di US$1.600 per troy ounce yang kemungkinan baru akan dicapai pada tahun depan.

Dia memprediksi emas akan bergerak di kisaran level US$1.295 per troy ounce hingga US$1.505 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper