Bisnis.com, JAKARTA— PT Perusahaan Gas Negara Tbk. meyakini beroperasinya terminal liqufied natural gas di Teluk Lamong, Jawa Timur, dapat menjaga kehandalan pasokan dan ketersediaan gas untuk pelanggan sehingga berimbas positif terhadap kinerja perseroan.
Direktur Utama Perusahaan Gas Negara Gigih Prakoso menyebut volume distribusi gas pada semester I/2019 masih di bawah target perseroan. Kondisi itu akibat terjadi sejumlah unplanned shut down di Jawa Timur.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Gigih mengatakan perseroan akan segera mengoperasikan terminal khusus liquified natural gas (LNG) di Teluk Lamong, Jawa Timur fase pertama. Pada tahap itu, pihaknya menyebut dana investasi yang dikeluarkan sekitar US$20 juta.
Dia menjelaskan bahwa fasilitas itu diharapkan saat ini tinggal menunggu perizinan. Operasional diharapkan dapat berlangsung pada akhir Oktober 2019.
Lebih lanjut, Gigih mengungkapkan beroperasinya terminal LNG itu akan menambah pasokan gas perseroan. Tambahan dari fasilitas itu sekitar 30 Billion British Thermal Unit per Day (BBTUD) hingga 40 BBTUD.
Selain menambah pasokan, dia meyakini terminal LNG akan berimbas positif terhadap kinerja keuangan perseroan. Perseroan meyakini fasilitas tersebut akan menghemat capital expenditure serta operational expenditure.
Baca Juga
“Iya karena tidak perlu bangun pipa karena pipanya sudah ada,” jelasnya, Kamis (8/8/2019).
Sekretaris Perusahaan Perusahaan Gas Negara Rachmat Hutama mengatakan beroperasinya terminal LNG di Teluk Lamong akan menjadi salah satu solusi untuk mengantisipasi adanya unplanned shut down di wilayah Jawa Timur. Artinya, perseroan akan memiliki tambahan selain dari sumur.
“Jadi misalnya volume gas dari sumur 100 BBTUD, lalu ada unplanned shut down jadi 60 BBTUD. Dengan adanya terminal LNG di Teluk Lamong, bisa back up sekitar 40 BBTUD,” jelasnya.