Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah BI Melemah 24 Poin, Penguatan Dolar AS Bebani Mata Uang Asia

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Rabu (17/7/2019) di level Rp13.949 per dolar AS, melemah 24 poin atau 0,17 persen dari posisi Rp13.925 pada Selasa (16/7/2019).

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Rabu (17/7/2019) di level Rp13.949 per dolar AS, melemah 24 poin atau 0,17 persen dari posisi Rp13.925 pada Selasa (16/7/2019).

Kurs jual ditetapkan di Rp14.019 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.879 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp140.

Adapun berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 28 poin atau 0,20 persen ke level Rp13.963 per dolar AS pada pukul 11.15 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (16/7), rupiah terdepresiasi 0,11 persen atau 15 poin dan berakhir di level Rp13.935 per dolar AS.

Pelemahan nilai tukar rupiah mulai berlanjut setelah dibuka terdepresiasi tipis 0,04 persen atau 6 poin di level Rp13.941 per dolar AS. Sepanjang perdagangan pagi ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.941-Rp13.963 per dolar AS.

Mata uang lainnya di Asia mayoritas terpantau ikut melemah, dipimpin peso Filipina yang turun 0,37 persen.

Di sisi lain, nilai tukar baht Thailand dan yen Jepang mampu menguat tipis masing-masing sebesar 0,09 persen dan 0,07 persen terhadap dolar AS pada pukul 11.17 WIB.

Pergerakan kurs mata uang di Asia terhadap dolar AS

Mata uang

Kurs

Pergerakan (persen)

Peso Filipina

51,076

-0,37

Rupiah

13.963

-0,2

Won Korea Selatan

1.179,70

-0,17

Dolar Singapura

1,3602

-0,12

Ringgit Malaysia

4,1160

-0,11

Dolar Taiwan

31,079

-0,11

Yuan Onshore China

6,8828

-0,09

Rupee India

68,7725

-0,08

Yuan Offshore China

6,8835

-0,03

Baht Thailand

30,900

+0,09

Yen Jepang

108,16

+0,07

Dolar Hong Kong

7,8123

+0,06

Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, terpantau melandai 0,054 poin atau 0,06 persen ke level 97,341 pada pukul 11.07 WIB dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pergerakan indeks sebelumnya dibuka turun 0,029 poin di level 97,366, setelah berakhir menguat 0,48 persen atau 0,462 poin di posisi 97,395 pada perdagangan Selasa (16/7).

Dilansir dari Bloomberg, mayoritas mata uang di Asia melemah akibat tertekan penguatan dolar AS yang didongrak data penjualan ritel.

Penjualan ritel AS pada Juni 2019 naik 0,4 persen seiring dengan meningkatnya belanja rumah tangga dalam pembelian kendaraan bermotor dan berbagai barang lainnya, termasuk furnitur dan bahan bangunan.

Angka tersebut lebih tinggi daripada perkiraan dalam survei Reuters untuk peningkatan penjualan ritel sebesar 0,1 persen pada Juni. Dibandingkan dengan Juni tahun lalu, penjualan ritel naik 3,4 persen.

Sementara itu, data penjualan ritel untuk Mei direvisi turun sedikit menjadi kenaikan sebesar 0,4 persen dari 0,5 persen yang sebelumnya dilaporkan.

“Data AS yang kuat adalah pendorong utama di balik kenaikan terbaru dolar,” ujar Junichi Ishikawa, pakar strategi valas senior di IG Securities, dikutip dari Reuters.

Sentimen untuk aset berisiko juga terbebani oleh pelemahan indeks saham regional setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan dapat memberlakukan tarif lebih lanjut terhadap barang-barang asal China.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

Tanggal

Kurs

17 Juli

13.949

16 Juli

13.925

15 Juli

13.970

12 Juli

14.085

11 Juli

14.089

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper