Bisnis.com, JAKARTA--Saham milik emiten teknologi keuangan (tekfin) PT Hensel Davest Indonesia Tbk. langsung menyentuh auto reject atas ketika pertama kali diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Ketika perdagangan saham emiten bersandi HDIT tersebut dibuka pada Jumat (12/7/2019), harganya langsung melonjak 49,52% ke level Rp785.
Adapun sistem auto rejection di bursa menetapkan batas maksimal naik dan turunnya harga saham yang baru listing pertama kali di bursa dalam sehari sebesar 50% untuk harga saham dengan rentang harga Rp200—Rp5.000.
Adapun HDIT yang merupakan perusahaan yang bergerak di sektor e-commerce dan produk digital melepas 381,17 juta saham dalam penawaran umum saham perdana (initial public offering) dengan harga pelaksanaan sebesar Rp525.
Dengan demikian, perseroan meraup dana segar senilai Rp200,11 miliar.
CEO Hensel Davest Indonesia Hendra David menyampaikan, 65% dari dana IPO akan digunakan untuk modal kerja, 10% untuk pengembangan teknologi informasi komunikasi, dan 25% sisanya digunakan untuk operasional perusahaan.
“Untuk capex sebesar 25% atau Rp50 miliar [dari dana IPO], sedangkan 65% dana IPO akan digunakan untuk akuisisi merchant,” kata Hendra, Jumat (12/7/2019).
Adapun HDIT menjadi perusahaan tercatat ke 32 yang dicatatkan di BEI pada tahun ini dan dicatatkan di papan utama.
Baca Juga
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.