Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Karet Masih Tertekan Kekhawatiran Oversupply

Harga karet di Tokyo berhasil bangkit dari pelemahannya dan ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini, Rabu (10/7/2019), seiring dengan berlanjutnya depresiasi nilai tukar yen terhadap dolar AS.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di Tokyo berhasil bangkit dari pelemahannya dan ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini, Rabu (10/7/2019), seiring dengan berlanjutnya depresiasi nilai tukar yen terhadap dolar AS.

Meski demikian, harga karet di Shanghai terus melorot di tengah kekhawatiran seputar melimpahnya suplai komoditas ini.

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Desember 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup naik 0,51 persen atau 0,90 poin di level 177,20 yen per kg dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Selasa (9/7/2019), harga karet kontrak Desember 2019 berakhir anjlok 2,60 persen atau 4,70 poin di posisi 176,30, penurunan perdagangan hari keenam beruntun.

Sementara itu, harga karet kontrak September 2019 di Shanghai Futures Exchange berakhir melemah 1,06 persen atau 115 poin di level 10,695 yuan per ton, setelah ditutup anjlok 3,05 persen atau 340 poin di posisi 10.810 pada Selasa (9/7).

Dilansir dari Bloomberg, kekhawatiran seputar meningkatnya pasokan dan permintaan yang lebih lesu, terutama dari produsen mobil, telah mengempaskan reli karet tahun ini.

Kekhawatiran atas dampak melambatnya pertumbuhan global dari perang dagang AS-China dan jumlah pasokan yang lebih besar setelah dimulainya musim penyadapan karet adalah alasan yang mendasari penurunan ini.

“Permintaan memburuk. Meski penjualan mobil secara eceran bagus karena kebijakan yang ketat terkait standar emisi, penjualan grosir masih buruk,” jelas Guo Jinnuo, Analis SHZQ Futures Co.

“Kini produsen ban dapat mengakhiri atau mengurangi produksi pada musim panas karena suhu tinggi,” lanjutnya.

Menurut Korakod Kittipol, manajer pemasaran di Thai Hua Rubber Pcl., harga karet saat ini didorong oleh kekhawatiran kelebihan pasokan dan kekhawatiran akan berkurangnya permintaan.

“Jika tidak ada yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini, harga akan terus turun hingga akhir tahun ini,” tambah Kittipol.

Harga karet di Tokyo sedikit lebih beruntung hari ini dan mematahkan rangkaian koreksinya saat nilai tukar yen terus melemah. Yen terpantau lanjut melemah 0,10 poin atau 0,09 persen ke level 108,96 yen per dolar AS pukul 15.01 WIB, menuju depresiasi hari keenam berturut-turut, di tengah penguatan dolar AS.

Pelemahan nilai tukar yen terhadap dolar AS menjadikan harga komoditas yang diperdagangkan dalam yen lebih terjangkau sehingga mengangkat prospek permintaan dari pembeli asing.

Di sisi lain, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2019 terpantau lanjut menguat 1,66 persen atau 0,96 poin ke level US$58,79 per barel pada pukul 14.51 WIB, menuju reli hari kelima beruntun.

Adapun harga minyak acuan global Brent untuk kontrak Agustus 2019 menguat 1,31 persen atau 0,84 poin ke level US$65 per barel.

Pergerakan Harga Karet Kontrak Desember 2019 di Tocom

Tanggal        

Harga (Yen/kg)          

Perubahan (persen)

10/7/2019

177,20

+0,51

9/7/2019

176,30

-2,60

8/7/2019

181,00

-0,33

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper