Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah di Amerika Serikat (AS) memperpanjang kenaikannya pascapenutupan perdagangan Selasa (9/7/2019), menyusul laporan penurunan tajam stok minyak mentah AS yang menambah prospek mengetatnya pasokan.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2019 menguat 71 sen atau 1,2 persen ke level US$58,37 pukul 4.50 sore di New York Mercantile Exchange, setelah berakhir naik 0,3 persen di posisi 57,83 pada sesi Selasa.
Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2019 berakhir naik tipis 5 sen di level US$64,16 per barel di ICE Futures Europe Exchange.
Kontrak minyak berjangka WTI naik tajam di New York setelah American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan penurunan persediaan minyak sebesar 8,13 juta barel pekan lalu.
Angka itu mencapai lebih dari dua kali estimasi median para analis dalam survei Bloomberg. Ini akan menjadi penurunan mingguan keempat berturut-turut jika dikonfirmasi oleh data pemerintah yang akan dirilis Rabu (10/7/2019).
“Penurunan itu akan mendorong rebound [harga minyak],” ujar Phil Flynn, seorang analis pasar senior di Price Futures Group Inc. di Chicago. Harga minyak mentah sebelumnya telah terbebani kekhawatiran melambatnya permintaan.
Baca Juga
Di sisi lain, produk-produk olahan minyak menunjukkan pandangan yang lebih beragam terkait permintaan dalam laporan API. Persediaan bensin turun 257.000 barel di bawah perkiraan analis, sedangkan penurunan sebesar 3,69 juta barel dalam bahan bakar distilasi menunjukkan kenaikan lebih dari empat kali dari yang diperkirakan.
Pada perdagangan Selasa, minyak WTI berakhir naik 0,3 persen akibat didorong oleh konflik yang berkelanjutan di Teluk Persia. Kapal BP Plc tetap menjauhi Arab Saudi setelah pejabat Iran melihat kemungkinan adanya aksi balasan atas penyitaan salah satu kapal mereka pekan lalu.
Terlepas dari meningkatnya risiko konfrontasi militer dengan Iran dan keputusan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) beserta aliansinya untuk memperpanjang pembatasan produksi, harga minyak telah tergelincir hampir sepanjang bulan ini.
Meski akhir bulan lalu AS dan China mengumumkan dimulainya kembali pembicaraan perdagangan, kekhawatiran tentang lesunya permintaan tetap ada.
“Mengingat berlanjutnya sanksi dan ketegangan antara AS dan Iran, perang dagang antara AS dan China, dan potensi perlambatan ekonomi, harga minyak cenderung tetap bergejolak dalam jangka pendek,” ujar Michael Laitkep, seorang analis di Alerian, dikutip dari Bloomberg.
Investor kini menantikan penyampaian testimoni Gubernur Federal Reserve Jerome Powell di hadapan Kongres AS pada Rabu dan Kamis (10-11 Juli), demi memperoleh indikasi apakah The Fed kemungkinan akan memangkas suku bunga AS dalam pertemuan kebijakan berikutnya pada 31 Juli.
Pergerakan minyak mentah WTI kontrak Agustus 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
9/7/2019 | 57,83 | +0,17 poin |
8/7/2019 | 57,66 | +0,15 poin |
5/7/2019 | 57,51 | +0,17 poin |
Pergerakan minyak mentah Brent kontrak September 2019 | ||
---|---|---|
Tanggal | Harga (US$/barel) | Perubahan |
9/7/2019 | 64,16 | +0,05 poin |
8/7/2019 | 64,11 | -0,12 poin |
5/7/2019 | 64,23 | +0,93 poin |
Sumber: Bloomberg