Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inocycle (INOV) Kembangkan Aplikasi Pengumpul Botol Plastik Bekas

PT Inocycle Technology Group Tbk. mengantongi dana segar sebesar Rp152 miliar dari penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (10/7/2019). Sebesar Rp45,60 miliar atau 30% dari dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan bisnis baru melalui anak perusahaan baru.
Direktur Utama PT Inocycle Technology Group Tbk (ITG) Jaehyuk Choi didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan dalam rangka penawaran umum perdana saham PT ITG di Jakarta, Senin (17/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Inocycle Technology Group Tbk (ITG) Jaehyuk Choi didampingi direksi lainnya memberikan penjelasan mengenai kinerja perusahaan dalam rangka penawaran umum perdana saham PT ITG di Jakarta, Senin (17/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Inocycle Technology Group Tbk. mengantongi dana segar sebesar Rp152 miliar dari penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (10/7/2019). Sebesar Rp45,60 miliar atau 30% dari dana hasil IPO akan digunakan untuk pengembangan bisnis baru melalui anak perusahaan baru.

Direktur Inocycle Technology Group Suhendra Setiadi mengatakan, perseroan saat ini sedang mengembangkan sebuah platform online yang dapat mengumpulkan botol plastik secara massal dari seluruh wilayah di Indonesia. Aplikasi Plastic Pay tersebut nantinya akan memasok kebutuhan bahan baku di pabrik perseroan.

Emiten dengan kode saham INOV ini menargetkan aplikasi ini dapat beroperasi paling lambat kuartal IV/2019. Perseroan berencana melakukan proyek percontohan di 5 kota yang lokasinya berdekatan dengan pabrik.

Sebagai informasi, saat ini perseroan memiliki sejumlah pabrik yang berlokasi di Karang Anyar berkapasitas 10.200 ton per tahun, Mojokerto 8.250 ton per tahun, Tangerang 850 ton per tahun. Tiga pabrik tersebut memproduksi serat stapel poliester dari produk daur ulang yang bahan bakunya menggunakan PET botol plastik yang telah dicacah.

Adapun 2 pabrik lainnya berlokasi di Kabupaten Semarang dan Banyuasin. Kedua pabrik untuk memproduksi produk non woven (bukan tenunan) yang bahan bakunya berasal dari serat stapel poliester.

"Dengan hasil IPO, kami bisa ekspansi. Namun, kami harus secure raw material. Untuk itu kami mendirikan PT Plastic Pay," katanya.

Lebih lanjut, pada 2019, perseroan mengincar penjualan dapat tumbuh 30% secara tahunan atau mencapai Rp514,32 miliar. Pada 2018, penjualan fiber mendominasi penjualan sebesar Rp299,49 miliar atau 75,70% terhadap total penjualan sebesar Rp395,63 miliar. Kontribusi penjualan lainnya berasal dari segmen non woven 16,60%, homeware 7,30%, dan lainnya 0,40%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Azizah Nur Alfi
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper