Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Karet Naik Didongkrak Faktor Berikut

Harga karet di bursa komoditas Tokyo berhasil rebound dan berakhir di posisi lebih tinggi perdagangan hari ini, Senin (1/7/2019), didorong pemberitaan mengenai gencatan senjata perdagangan yang dicapai Amerika Serikat (AS) dan China.
Bursa Tocom/Akio-Bloomberg
Bursa Tocom/Akio-Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet di bursa komoditas Tokyo berhasil rebound dan berakhir di posisi lebih tinggi perdagangan hari ini, Senin (1/7/2019), didorong pemberitaan mengenai gencatan senjata perdagangan yang dicapai Amerika Serikat (AS) dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Desember 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom) ditutup menguat  0,88 persen atau 1,70 poin di level 195,20 yen per kg dari level penutupan sebelumnya.

Pada perdagangan Jumat (28/6/2019), harga karet kontrak Desember 2019 berakhir melemah 0,57 persen atau 1,10 poin di posisi 193,50.

Sentimen positif untuk karet datang setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, di sela-sela KTT G20 Jepang pada Sabtu (28/6/2019), mencapai gencatan senjata dalam perang dagang mereka dan sepakat untuk melanjutkan negosiasi terkait perdagangan.

Hal ini serta merta meningkatkan prospek komoditas-komoditas yang terkait dengan kondisi kesehatan ekonomi global.

Bursa berjangka karet mendapat dukungan lebih lanjut setelah tiga negara produsen terbesar untuk komoditas ini mengungkapkan dampak wabah pada tanaman-tanaman di Indonesia dan Malaysia.

“Produksi karet akan terus terkena dampak negatif oleh wabah penyakit jamur di Indonesia dan Malaysia,” jelas International Tripartite Rubber Council (ITRC) dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin (1/7/2019).

Menurut Asosiasi Negara-negara Penghasil Karet Alam (ANRPC), total volume karet alam yang diproduksi secara global turun 5,1 persen year-on-year menjadi sekitar 3,95 juta ton antara Januari hingga April 2019.

Sementara itu, konsumsi global untuk komoditas ini pada periode yang sama tumbuh 1 persen menjadi 4,59 juta ton.

“Sentimen di pasar tetap kuat berkat pembatasan ekspor dari sejumlah produsen utama dan kekurangan musiman selama musim dingin,” tulis ANRPC dalam sebuah surel, seperti dilansir Bloomberg.

Turut mendorong harga karet, jumlah persediaan karet di Shanghai turun 2,3 persen menjadi 417.055 ton pekan lalu, penurunan pertama sejak 23 Mei.

Seiring dengan terangkatnya daya tarik aset-aset berisiko dari perkembangan hubungan AS-Chin, nilai tukar yen, yang diketahui bersifat safe haven terpantau lanjut melemah 0,38 poin atau 0,35 persen ke level 108,27 yen per dolar AS, menuju pelemahan hari keempat berturut-turut.

Seperti diketahui, pelemahan nilai tukar yen terhadap dolar AS memberi angin segar bagi karet, yang dapat mengangkat harga komoditas ini dengan terdorongnya prospek permintaan dari pembeli asing.

Pergerakan Harga Karet Kontrak Desember 2019 di Tocom

Tanggal                              

Harga (Yen/kg)               

Perubahan (persen)

1/7/2019

195,20

+0,88

28/6/2019

193,50

-0,57

27/6/2019

194,60

+1,04

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper