Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen garmen, PT Golden Flower tbk. mengincar penjualan sebesar Rp535 miliar pada 2019, tumbuh 22% secara tahunan.
Presiden Komisaris Golden Flower Po Sun Kok mengatakan bahwa perseroan mengincar penjualan dapat mencapai Rp535 miliar pada tahun ini, dari tahun sebelumnya sebesar Rp438,46 miliar. Sementara itu, laba bersih komprehensif ditargetkan naik dari Rp13 miliar pada 2018 menjadi Rp16,8 miliar pada 2019.
Sejumlah strategi disiapkan guna mengejar pertumbuhan. Perseroan yang memiliki pabrik di Ungaran Jawa Tengah itu akan meningkatkan kapasitas produksi mencapai 900.000 potong pakaian per bulan.
Saat ini jumlah fasilitas produksi yang dimiliki sebanyak 8 unit, terdiri dari 5 sewing unit, penyimpanan kain, cutting unit, dan finishing unit, serta keseluruhan jumlah mesin garmen sebanyak 4.080 unit.
Strategi lainnya, emiten dengan kode saham POLU itu, melakukan ekspansi pasar dengan membidik pasar Timur Tengah melalui produk pakaian muslim. Saat ini perseroan mengekspor 85% garmennya ke Amerika Serikat dan 15% sisanya ke Eropa, Kanada, Australia, Afrika Selatan, Jepang, dan pasar lainnya.
"Kami sedang berupaya mengekspor ke Arab karena prospeknya yang bagus. Saat ini masih penjajakan dengan mereka," katanya.
Baca Juga
Sebagai informasi, perseroan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia dengan harga penawaran umum perdana saham sebesar Rp288 per saham, pada Rabu (26/6/2019). POLU menjadi emiten ke 17 yang mencatatkan sahamnya di BEI pada 2019.
Perusahaan garmen yang melayani merek premium global seperti Calvin Klein, Ann Taylor, J.Kru, Tommy Hilfiger, Ralp Lauren, DKNY itu, melepas 150 juta saham atau 20% dari total modal yang ditempatkan atau disetor penuh perseroan. Dengan demikian, perseroan memperoleh dana segar Rp43,2 miliar.
Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum akan digunakan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, biaya produksi, biaya operasional, biaya pemasaran, dan lain lain.