Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja saham PT Hotel Fitra International Tbk. (FITT) naik 69,61% atau 71 poin menuju level Rp173 per saham pada awal perdagangan.
Pada perdagangan Selasa (11/6/2019), telah ada antrian dengan volume 348.027 pada pukul 09.08 WIB. I Gede Nyoman Yetna Setya, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia mengungkapkan, FITT merupakan perusahaan ke-13 yang melantai pada 2019, sekaligus menjadi emiten ke 631. Dia mengharapkan, agar FITT selalu menjalankan good corporate governance (GCG) yang baik.
Direktur Utama PT Hotel Fitra International Tbk. Joni Rizal mengatakan, tercatatkan FITT di pasar modal Indonesia, bakal memberikan pilihan investasi kepada investor. "Kami juga berharap senantiasa terus melaksanakan GCG," ungkapnya di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu (11/6/2019).
Emiten bersandi saham FITT menetapkan harga penawaran senilai Rp102 per saham, dengan melepas 220 juta saham. Dengan demikian, total dana IPO yang dikantongi senilai Rp22,4 miliar.
Bersamaan dengan aksi IPO ini, Hotel Fitra juga akan memberikan stimulus kepada investor dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 132 juta waran seri I. Jumlah waran tersebut setara dengan 34,73% dari total jumlah saham ditempatkan dan dicatatkan. Rasio waran, setiap pemegang 5 saham akan mendapatkan 3 waran, dengan harga pelaksanaan Rp138 per saham.
Direktur Utama Lotus Andalan Sekuritas Wientoro Prasetyo mengungkapkan, dana IPO yang dikantongi senilai dana Rp22,4 miliar. Adapun dana tersebut, sebesar 49% akan digunakan untuk mengakuisisi tambahan landbank oleh anak usaha perseroan yakni PT Bumi Majalengka Permai (BMP), sebagai pengelola Hotel Fitra. Tanah tersebut seluas 2.320 meter persegi di Jalan Siti Aminah, Kelurahan Majalengka Kulon, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat yang direncanakan untuk Convention Hall.
FITT mengantongi pendapatan pada 2018 senilai Rp8 miliar dan diproyeksikan pada 2019 dan 2020 bisa menjadi Rp17 miliar dan Rp24 miliar. Pada 2018, Hotel Fitra masih mengantongi kerugian dan pada tahun ini masih berpotensi rugi karena ada biaya IPO. Namun, pada 2020 laba diproyeksikan bisa menjadi Rp3 miliar.
Namun bila dilihat dari sisi EBITDA pada 2019 sudah mencapai Rp8,6 miliar dan 2020 bisa mencapai Rp11,6 miliar.