Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Trump, Rupiah Kembali Ditutup Melemah

Rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan Senin (6/5/2019) seiring dengan menguatnya indeks dolar AS setelah Presiden AS Donald Trump kembali mengirimikan sinyal ketidakpastian terkait dengan perundingan perdagangan AS dan China.
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah kembali ditutup melemah pada perdagangan Senin (6/5/2019) seiring dengan menguatnya indeks dolar AS setelah Presiden AS Donald Trump kembali mengirimikan sinyal ketidakpastian terkait dengan perundingan perdagangan AS dan China.

Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Senin (6/5/2019), rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,224% menjadi Rp14.298 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan mata uang mayor bergerak menguat 0,09% menjadi 97,605.

Presiden AS Donald Trump mengatakan melalui akun twitternya bahwa pihaknya akan menaikkan tarif impor China dari semula 10% menjadi 25% senilai US$200 miliar dan memungut tarif baru 25% pada biaya impor sebesar US$325 miliar.

Trump menilai Negari Panda tersebut terlalu lama untuk menyetujui draf kesepakatan yang diajukan Amerika Serikat.

Merespons cuitan Trump tersebut, Bank Sentral China memotong persyaratan cadangan untuk bank-bank kecil dan menengah, suatu ukuran yang dinilai akan melepaskan 280 miliar yuan likuiditas, bertujuan untuk menstabilkan ekonomi Tiongkok akibat ancaman Trump.

Di sisi lain, Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa melambatnya pertumbuhan PDB Indonesia pada kuartal I/2019 tidak berdampak signifikan terhadap laju pergerakan rupiah dibandingkan dengan efek cuitan Trump tersebut.

"Karena kita harus lihat secara comparadable dengan negara lain, artinya PDB bergerak di 5% menunjukkan pertumbuhan masih solid," ujar Ibrahim kepada Bisnis.com, Senin (6/5/2019).

Sebagai informasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2019 tercatat melambat di tengah perlambatan global yang merugikan ekspor negara. Produk domestik bruto Indonesia naik 5,07% pada kuartal I/2019, lebih rendah dari estimasi pasar dalam survei ekonom Bloomberg sebesar 5,2%.

Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan melemah pada perdagangan Selasa (7/5/2019) dan akan diperdagangkan di level Rp14.274 per dolar AS hingga Rp14.365 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper